Kita semua tentu pernah mendengar kata wukuf, yang merupakan salah satu rukun ibadah haji. Kalau meninggalkan wukuf, berarti ibadah haji tidak sah secara syar’i. Wukuf di Padang Arafah menjadi tempat berkumpulnya jutaan manusia dari berbagai belahan dunia.
Peristiwa wukuf ini melambangkan Islam adalah umat yang satu. Umat yang tidak dipisahkan oleh perbedaan mazhab, aliran politik, dan kebangsaan.
Perpecahan Umat
Sering kali kita mendengar, umat Islam ribut gontokan sana-sini hanya karena perbedaan paham yang sepele. Perbedaan paham tersebut sering kali jadi kegiatan anarkis yang berakhir tragis.
Sungguh hal yang mestinya kita sebagai umat Islam malu, karena sebenarnya Islam adalah rahmatan lil ’alamin, rahmat bagi seluruh alam. Islam adalah agama yang membawa konsep fitrah sesuai dengan nilai-nilai hakiki kemanusiaan.
Sejarah kelam tentang perpecahan di antara umat Islam ini, dimulai dari peperangan antara pengikut Ali bin Abi Thalib dengan pengikut Mu’awiyah, yang dikenal dengan nama Perang Shiffin. Pada peperangan tersebut tentara Ali tewas 35.000 orang dan tentara Mu’awiyah tewas 45.000 orang.
Kemudian disusul dengan peristiwa jatuhnya Baghdad, yang diserang oleh bangsa Mongol (pasukan Tartar yang dikenal sebagai bangsa yang bengis dan tidak berperikemanusiaan). Ini terjadi karena perbedaan pandangan antara khalifah yang orang Sunni dengan wasir besar (perdana menteri) yang orang Syi’ah.
Perkelahian penganut Mazhab Syafi’i dengan Mazhab Hanafi juga telah menghancurkan Negeri Merv sebagai pusat ibukota wilayah Khurasan.
Di abad ke-15 M, terjadi pertarungan Kerajaan Turki dengan Kerajaan Iran. Dengan terang-terangan kedua pihak mengatakan bahwa mereka berperang untuk mempertahankan kesucian mazhab mereka masing-masing. Turki dengan Mahdzab Sunnni Hanafi dan Iran dengan Mahdzab Syi’ah.
Betapa mengerikan perpecahan itu!
Padahal dengan semangat wukuf yang dilakukan setiap tahun oleh kaum muslimin, hendaknya membuat kita semakin bersatu. Umat Islam pada hakikatnya adalah satu, yakni pengikut Nabi Muhammad SAW. Dengan pedoman yang sudah jelas, Al Qur’an dan Al Hadist dari Rasulullah SAW yang shahih.
Begitulah contoh-contoh masalah beda persepsi yang sering kali berujung pada aksi anarkis dan menimbulkan kerusakan yang lebih besar. Sungguh disayangkan.
Padahal, sekiranya mereka yang beda persepsi tersebut sedikit berpikir lebih jernih, tentu tidak akan seperti itu kejadiannya. Besar kemungkinan mereka bisa menghindari kerusakan dan perpecahan yang membawa pada kehancuran massal.
Rasulullah SAW sudah mengingatkan umatnya agar waspada terhadap perpecahan. Perpecahan hanya akan menimbulkan kelemahan dan akan berakhir dengan kekalahan. Selain itu, perpecahan sering jadi sebab adanya pihak-pihak tertentu yang ingin menjatuhkan pihak-pihak yang lainnya. Masih ditambah pula akan adanya adzab dari Allah SWT.
Aturan ini begitu jelas dalam QS. Ali Imran ayat 105,
“Dan janganlah kamu menjadi seperti orang yang tercerai berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan mereka itulah orang-orang yang akan mendapat adzab yang berat.”
Hendaknya, kita sama-sama mantapkan diri, untuk selalu membawa semangat persatuan dan kesatuan. Kalau pun ada perbedaan, janganlah kita berfokus pada perbedaan. Marilah kita melihat pada sisi di mana persamaanhnya, yang dapat ditemukan dan mempersatukan kita.
Mari kita jaga kesatuan N persatuan ..
kayaknya terbalik dech pernyataan paling atas tuh….mestinya akal tanpa wahyu akan berbuah ilmu tanpa iman dan sebaliknya….
Tulisan-tulisan mengenai ibadah oleh agamawan-agamawan Indonesia saya lihat lebih hidup. Perbicaraannya saya lihat mencakupi sekali muqasid sesuatu ibadah. Seperti tulisan saudara juga, saudara membicarakan fiqh tidak terhenti setakat menyentuh hukum-hakam semata-mata, tetapi dilengkapi sekali dengan muqasidnya, iaitu pengajaran yang bisa kita lakukan dalam menjalani hidup di dunia ini sebagai mencari bekal ke akhirat. Di Malaysia pada hemat saya, inilah kepincangan yang sedang terjadi hingga hari ini. Sukar mencari sesi-sesi kuliah fiqh yang disempurnakan dengan muqasidnya. Itulah punca utama mengapa sekembalinya dari menunaikan haji, atau selepas menunaikan solat, maka sikap dan perilaku kita tidak juga berubah. Apakah haji kita mabrur dengan cara sebegitu? Wallahu-a’lam.
bukan mazhab hanafi, syiah, syafi’i dlsb yang menceraiberaikan umat islam, tapi syahwat politik. keinginan berkuasa, menguasai, harta, tahta dan wanita. sejarah kadang terlalu mengeneralisir perkara, karena detil-detil setiap sejarah mustahil untuk diketahui. sehingga kita hanya tahu ada peperangan antara muawiyah vs ali bin abi thalib, peperangan kaum syi’i dan suni, dlsb. padahal dididalamnya terdapat orang-orang bersyahwat politik yang akibat kelakuan mereka mencerai beraikan umat islam. semoga Allah memaafkan mereka dan memberikan cahaya kegemilangan kepada Umatnya saat ini..
Bukan mazhab apa-apa. Tetapi lantaran golongan itu tidak takut balasan akhirat. Dengan harapan masih ada kesempatan bertaubat sebelum mati. Kurikulum pendidikan sekolah juga boleh dipersalahkan juga.
madzab syi’ah????
Yg bener aja akhi, membedakan syi’ah hanya sebatas madzab. Konsekuensi antara syi’ah dengan madzab lain hanya berbeda dalam masalah fiqh bukan aqidah. Sedangkan aqidah syi’ah itu menyimpang.
Rukun islam dan rukun iman saja berbeda. Kalimat syahadat saja berbeda. Bahkan dikatakan oleh syi’ah bhwa al-qur’an yg ada sekarang sudah tidak orisinil lg. Mereka meyakini sama halnya kitab taurot dan injil. Bagaimana bisa dikatakan hanya beda dalam mslh fiqh? Sehingga digolongkan madzab.
Searching aja di google tentang penyimpangan aqidah syi’ah. Sudah bnyak tulisan akan hal itu.
Apa susahnya saling menghargai, jangan fokus pada perbedaannya, mari bersinergi dalam kesamaannya..
Hi i am kavin, its my first occasion to commenting anywhere, when i read this article i thought i could also make comment due
to this good post.
Assalamu’alaikum….
Artikel anda bagus alangkah baiknya kalau ditambahkan QS Al Mu’minuun ayat 52 – 54 dan QS Ar Ruum ayat 30 – 32 supaya pembaca blog ini semakin mengerti. Saya tidak ikut aliran apapun, islam sudah merupakan kesatuan kita. Keberadaan aliran sangat meresahkan umat islam.
Kalau bisa buat blog Islam yang tanpa aliran yang berlandaskan Al Qur’an. Sayang sekali saya tidak mampu secara materi.
Wassalam……….