Bila kita menghitung nilai numerik dari lafadz ALLAH, yang terdiri dari huruf alif = 1, lam = 30, lam = 30 dan ha (huwa) = 5, maka akan diperoleh hasil 1 + 30 + 30 + 5 = 66 atau 11 x 6. Berarti lafadz ALLAH memiliki unsur bilangan 11.
(mengenai nilai numerik Al Qur’an, bisa dipelajari dalam tulisan : (MUKJIZAT) BILANGAN NUMERIK AL QUR’AN)
Kalimat Al-Asma’ul Husna terdiri dari 11 huruf Arab. Kalimat ini disebutkan dalam 4 ayat pada 4 surat yang berbeda, yaitu:
1. QS Al-A’raf (7) ayat 180: “Dan Allah memiliki Asma’ul Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma’ul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”
2. QS Al Isra’ (17) ayat 110: “Katakanlah (Muhammad), ’Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asma’ul Husna) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam sholat dan janganlah (pula) merendahkannya dan usahakanlah jalan tengah di antara kedua itu.”
3. QS Thaha (20) ayat 8, ”(Dialah) Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, yang mempunyai nama-nama yang terbaik.”
4. QS Al-Hasyr (59) ayat 24, ”Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”
Jika nomor surat tadi dijajarkan dengan hasil penjumlahannya, diperoleh kelipatan 11;
7 17 20 59 103 = 11 x 652.005.373.
Dimana angka 103 merupakan hasil penjumlahan nomor surat 7 + 17 + 20 + 59.
Demikian juga, jika nomor ayat tersebut di atas dijajarkan dengan jumlah nomornya, didapat :
180 110 8 24 322 = 11 x 16.373.711.302.
Dimana angka 322 adalah hasil penjumlahan nomor ayat 180 + 110 + 8 + 24.
Sementara lafadz utusan-Nya Nabi Muhammad, yang terdiri dari huruf mim = 40, ha (hayyun) = 8, mim = 40 dan dal = 4, maka akan diperoleh hasil 40 + 8 + 40 + 4 = 92, dengan demikian memiliki unsur 11, yaitu 9 + 2 = 11.
Selain itu, di dalam Al Qur’an, kita mengenal surat Muhammad merupakan surah ke-47. Surat ini ternyata memiliki unsur bilangan 11, yaitu 4 + 7 = 11, dan terdiri dari 38 ayat, yaitu 3 + 8 = 11.
Demikian juga dengan surat Al Muddatstsir, yang berhubungan dengan kehidupan Nabi Muhammad, merupakan surat ke-74, yaitu 7 + 4 = 11, yang terdiri dari 56 ayat, dengan 5 + 6 = 11.
Tertarik untuk mencari angka-angka spesial lain di dalam Al Qur’an?
Jawabannya pasti, jangan malas mengkaji Al Qur’an!
Alhamdulillah….untuk keajaiban angka 11 pada Al-Quran…untuk tgl dan bulan kelahiranku…
ane lahir tanggal 11 tapi gak da yang ajaib ajaib bias biasa aja
ya itu sih derita lo…
Ijin Copas mas bro
aku pcy smua angka memiliki arti masing2…
Angka kunci dalam Al Qur’an adalah angka 19, angka 1 & 9 melambangkan sifatnya Awal dan Akhir, krna itu disebut the inter locking system, artinya angka ini (19) adalah angka yg menjaga kemurnian dan kesucian Al Qur’an, ditemukan oleh Rashad Khalifa….
IMAM MAHDI 2015???
JABER BOLUSHI, seorang penulis muslim syiah menulis buku yang berjudul “Oktober 2015 Imam Mahdi AS Akan Datang”. Ramalan Bolushi merujuk pada rahasia bilangan 19, seperti yang ditemukan Sayyid Bassa Jarrar dan menggunakan perhitungan angka dengan metode al jumal al taqlidi dan al jumlah al shaqir. Bilangan 19 adalah jumlah huruf yang terdapat pada kata “basmallah”. Bilangan 19 merupakan bilangan primer dalam sistem matematika, karena terdiri dari angka terkecil 1 dan angka terbesar 9. Beberapa keistimewaan bilangan 19 dalam alqur’an, diantaranya kata “Allah” terulang dalam alqur’an sebanyak 2698 kali (19 x 142), kata “Rahman” terulang dalam alqur’an sebanyak 57 kali (19 x 3) dan kata “Rahim” terulang dalam alqur’an sebanyak 114 kali (19 x 6). saya untuk menulis artikel sanggahan. Artikel itu akan saya beri judul: SATRIO (PININGIT) IMAM MAHDI MUNCUL 2015? (Tanggapan Kritis Terhadap Jaber Bolushi).
Saya tetap menggunakan kata Satrio (Piningit) untuk menggambarkan sosok IMAM AL MAHDI sebab menurut logika dan keyakinan saya SATRIO dapat kita lihat namun PININGIT (bersembunyi) di dalam diri Satrio dan tidak mungkin dapat terlihat. Seperti halnya dengan Imam Mahdi, sebagai Imam (pemimpin) kita dapat melihatnya, akan tetapi Mahdi-nya tetap saja piningit (bersembunyi) di dalam diri Imam. Mahdi inilah yang berkaitan dan berhubungan langsung, erat, dan tidak terpisahkan dengan Messiah (Isa Almasih atau Yesus Kristus).
Artikel Cakra Ningrat akan diposting di blog SPTM. Dipersembahkan secara spesial dan khusus buat warga setia blog ini.
Wassalam,
Cakra Ningrat
http://satriopiningitmuncul.wordpress.com/2014/02/15/satria-piningit-presiden-ke-7-adalah-joko-lelono/comment-page-1/#comment-1027
Very shortly this website will be famous amid all blogging
and site-building users, due to it’s good posts
Saya punya mushaf Al-Qur’an unik, yang secara penomoran ayat bahkan jauh melebihi kisaran jumlah 6.000-an ayat sebagaimana penomoran-penomoran lain yang dinyatakan oleh para ulama klasik. Total ayat dari 114 suroh mushaf Al-Qur’an yang saya miliki ada 11.036 ayat (!!)
Tapi ini hanya masalah penomoran saja: satu nomor ayat dalam mushaf ini isinya cenderung pendek, biasanya hanya terdiri dari satu atau dua kalimat per nomor ayat. Sedangkan ayat-ayat dalam mushaf yang umum digunakan, selain berisi ayat-ayat pendek namun banyak pula yang merupakan ayat panjang, satu nomor ayat dapat berisi lebih dari 3 kalimat. Itulah sebabnya mengapa bisa terjadi perbedaan penomoran ayat; suatu ayat dalam mushaf yang umum, maka dalam mushaf milik saya ini kadang-kadang ayat tersebut bisa terbagi menjadi 2 ayat, atau bahkan lebih (perbandingannya berdasarkan banyaknya kalimat dalam ayat mushaf yang umum).
Itulah sebabnya total jumlah ayatnya jauh berbeda, tapi kandungan isi tetap SAMA PERSIS..tidak ada perbedaan sedikit pun.
Penasaran dan mau bukti? Silahkan lihat salah satu ayat QS. [15] Al-Hijr yang akan saya kutip dari mushaf yang saya miliki. Dalam penomoran mushaf yang umum, nomor ayat ini adalah 9; tapi dalam mushaf yang saya miliki, nomor ayatnya adalah 11.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikr (Al-Qur’an), dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
QS. [15] Al-Hijr: 11