Seorang ulama mesir, Muhammad Al Banna menyatakan bahwa lokasi Sidratul Muntaha, yang dikunjungi Rasulullah saat melakukan Perjalanan Isra Miraj berada di Bintang Syi’ra.
وَأَنَّهُۥ هُوَ رَبُّ ٱلشِّعْرَىٰ
“Dan bahwasanya Dialah RABB (yang memiliki) bintang Syi’ra”
(QS. An Najm (53) ayat 49 )
Sumber : Isnet
Di kalangan pakar astronomi, bintang Syi’ra dikenal sebagai Sirius. Sirius (α CMa / α Canis Majoris / Alpha Canis Majoris) adalah bintang paling terang di langit malam, dengan magnitudo tampak −1.47.
Bintang ini terletak di rasi Canis Major, yang memiliki jarak dengan bumi sejauh 8,6 tahun cahaya.
Sumber : wikipedia
Proses Perjalanan Isra Miraj
Dalam ilmu astronomi 1 tahun cahaya memiliki jarak 9.460.800.000.000 Km, atau dibulatkan menjadi 10^13 Km.
Dengan demikian jarak Sirius dengan Bumi adalah sekitar 8,6 x 10^13 Km.
Berdasarkan beberapa riwayat, ketika Rasulullah melakukan perjalanan Isra Miraj, beliau ditemani Malaikat Jibril dengan mengendarai Buraq.
Istilah buraq mungkin berasal dari istilah barqu yang berarti kilat, perubahan istilah barqu menjadi buraq, bisa dimaknai bahwa kendaraan ini memiliki kecepatan di atas sinar (cahaya).
Kecepatan Cahaya sendiri adalah sebesar 300.000 km/detik atau 3 x 10^5 km/detik. Dengan kecepatan ini, Buraq akan sampai ke Sirius memakan waktu 2,86 x 10^8 detik atau sekitar 3.310 hari kemudian.
Di dalam Al Qur’an, kita mengenal istilah Ma’aarij, yakni tempat-tempat naik para malaikat (sumber : Ma’aarij). Sebagaimana Firman ALLAH :
Dari Allah yang mempunyai tempat-tempat naik. Naik malaikat dan ruh kepada Nya di dalam satu hari adalah ukurannya lima puluh ribu tahun (QS. Al Ma’aarij (70) ayat 3-4).
Berdasarkan ayat di atas, di dapat persamaan :
1 hari maarij = 50.000 tahun bumi
86400 detik maarij = 50.000 x 365 x 86400 detik bumi
1 detik maarij = 18,25 10^6 detik bumi
Dengan demikian, saat cahaya (Buraq) ketika masuk di ruang Maarij, Kecepatan Buraq akan menjadi 5,475 x 10^12 km/ detik. Dengan kecepatan ini, Buraq akan sampai di Sirius hanya sekitar 15,7 detik.
Beberapa kelemahan teori ini :
1. Perjalanan Isra Miraj diperkirakan memakan waktu sekitar 8 jam. Dengan demikian kunjungan ke Sirius, dengan hanya memakan waktu sekitar 15,7 detik terasa terlalu singkat (dekat).
Demikian juga lokasi Sirius yang sekitar 8,6 tahun cahaya dari bumi, sangat jauh dibandingkan luasan alam semesta yang berdiameter 14.5 milyar tahun cahaya.
2. Di sepanjang perjalanan, Rasulullah diperlihatkan pemandangan-pemandangan gaib, sebagaimana terdapat di dalam Hadis At-Tabrani dan Al-Bazar.
Pemandangan gaib itu, seperti beliau melihat ada seorang lelaki yang menghimpun seberkas kayu dan dia tak terdaya memikulnya, tapi ditambah lagi kayu yang lain.
Menurut Jibril pemandangan gaib ini adalah gambaran orang tak dapat menunaikan amanah tetapi masih menerima amanah yang lain.
Dengan adanya pemandangan gaib ini, ada yang menduga Rasulullah bukanlah menuju bintang tertentu di alam semesta, melainkan menuju portal-portal gaib, yang menjadi pintu-pintu langit.
Pendapat ini sejalan dengan pendapat Muhammad Rasyid Ridha, yang berpendapat bahwa tujuh langit dalam kisah isra’ mi’raj adalah langit ghaib.
Sumber :
Diskusi Mencari Penghuni Langit (Grup Facebook)
WaLlahu a’lamu bishshawab
Saya lebih sependapat dengan Muhammad Rasyid Ridha, yang menyatakan 7 langit dalam kisah Isra Miraj adalah langit gaib.
Artinya Rasulullah bersama Jibril, dengan mengendarai Buraq, tidak menembus batas alam semesta, tetapi menembus postal-portal gaib, yang akan membawa mereka ke dimensi yang lebih tinggi.
Mengenai jarak anatara portal satu dengan yang lain, bisa kita lihat pada Shahih Sunan Tirmidzi, nomor hadits: 3220, yang menyatakan sejauh 500 tahun perjalanan.
Jika yang dimaksud 500 tahun perjalanan itu adalah perjalanan kuda/unta, yang memiliki kecepatan 60 km/jam, maka jarak antara portal tersebut adalah :
500 x 365 x 24 x 60 = 262.800.000 km
Rasulullah bertemu Rab-nya di Sidratulmuntaha, Rab alias Alloh itu Maha gaib bagi tidak memerlukan ruang dan waktu. Ruang dan waktu ciptaan-Nya, termasuk alam semesta dan bintang-bintang… semua akan hancur.
Jadi, janganlah menerka pasti dimana sidratulmuntaha tersebut. Bagi umat hanya dituntut mengimaninya saja, bahwa Allah swt itu ada dan serba bisa… sebab pengetahuan akal manusia tidak mampu menjangkau-Nya.
Sesungguhnya agama samawi diturunkan hanya untuk mengingatkan bahwa manusia akan kembali pada Sang Maha Pencipta di hari akhir, sedangkan manusia karena senangnya hidup di dunia telah melupakan pertemuannya dengan Tuhannya, kelak.
Hanya ini yang perlu di imani seluruh manusia, sebab seandainya seluruh manusia telah yakin akan ada hari akhir (akhirat) dan pertemuan dangan Tuhannya…. tentu akan menjaga tingkah lakunya serta senang beribadah, dunia pun dipenuhi kesejahteraan.
antum benar…para analyst jg gak salah.
kemampuan otak ini luar biasa hebatnya daya imajinasinya seluas alam semesta. Bagi sebagian org sangat suka menyatukan bagian2 ilmu dengan ilmu2 lain…dan itu di jalaninya tanpa tendensi apapun selain cuma rasa ingin tahu.
Keimanan bisa saja jadi bertambah mantab saat ilmu langit dan bumi sdh mampu di pahaminya.
Jarak 262.800.000 km, jika ditempuh dengan kecepatan cahaya 300.000 km/detik, hanya memerlukan waktu 876 detik atau tidak sampai 15 menit.
Dengan adanya beberapa pemandangan gaib, yang dilihat Rasulullah selama perjalanan Isra Miraj, menunjukkan perjalanan Isra Miraj bukanlah perjalanan yang mengarah (menungkik) ke atas, melainkan perjalanan yang arahnya relatif bersifat mendatar.
Hadits tentang jarak antara langit :: 500 tahun perjalanan
>> Shahih Sunan Tirmidzi, nomor hadits: 3220
Telah menceritakan kepada kami, ‘Abdu bin Humaid, dan oranglain tidak hanya satu sementara maknanya adalah satu, mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami, Yunus bin Muhammad, telah menceritakan kepada kami, Syaiban bin Abdur Rahman, dari Qatadah, ia berkata; Telah bercerita, Al-Hasan, dari Abu Hurairah -Radhiyallahu ‘anhu-, dia berkata: Ketika Nabi Muhammad -Shalallahu ‘alayhi wa salam- sedang duduk bersama para shahabatnya, tiba-tiba datanglah awan kepada mereka. Kemudian Nabi -Shalallahu ‘alayhi wa salam- berkata: “Apakah kalian tahu, apakah ini?” Kemudian mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu”. Kemudian Rasulullah bersabda: “Ini adalah awan, ini adalah awan mendung yang akan menyirami bumi, Allah -Tabaraka wa Ta’ala- menggiringnya kepada suatu kaum yang tidak bersyukur kepadaNya dan tidak berdoa kepadaNya”. Kemudian Beliau -Shalallahu ‘alayhi wa salam- bersabda: “Tahukah kalian, apa yang ada di atas kalian?” mereka (para shahabat) menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya itu adalah Raqi’ (nama langit dunya / nama langit yang ke satu / nama langit yang paling dekat dengan bumi), yaitu atap yang dijaga, serta gelombang yang tertahan. Tahukah kalian, berapakah jarak antara kalian dengan langit tersebut (Raqi’)?” Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya di atas hal itu terdapat dua langit, jarak diantara keduanya adalah lima ratus tahun.” Hingga Beliau menyebutkan tujuh langit, jarak antara dua langit seperti jarak antara langit dan bumi. Kemudian Beliau bersabda: “Apa (yang ada) di atas hal tersebut (di atas langit ke tujuh)?” Mereka berkata: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya di atas hal tersebut (di atas langit ke tujuh) adalah ‘Arsy Allah (Singgasana Tuhan), di antara ‘Arsy (Singgasana Tuhan) dan langit setelah itu adalah jarak antara dua langit”. Kemudian Beliau bersabda: “Tahukah kalian, apa yang ada di bawah kalian?” Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya di bawah kalian adalah bumi”. Kemudian Rasulullah bersabda: “Apa yang ada di bawah hal tersebut?” Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”. Beliau bersabda: “Sesungguhnya di bawah bumi terdapat bumi lain, di antara keduanya berjarak perjalanan lima ratus tahun.” Hingga Beliau menyebutkan tujuh bumi, jarak antara setiap dua bumi adalah sepanjang lima ratus tahun perjalanan. Kemudian Beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwa Muhammad di Tangan-Nya, seandainya kalian mengulurkan tali kepada seseorang ke tanah (bumi) yang paling bawah, niscaya akan turun di atas Allah”. Kemudian Beliau membacakan ayat: “Dia-lah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Dzahir dan Yang Bathin. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu!”. (QS Al-Hadid: 3).
Hadith ini bukan terdapat pada Shahih Sunan Tirmidzi, tapi Sunan Tirmidzi. Sanad hadits ini terputus karena antara Al-Hasan (wafat 110H) dan Abu Huroiroh (wafat 57H) ada perawi yang majhul. Wallahu a’lam.
saya setuju kalau langit ketujuh yang sering disebut adalah lapisan ketujuh alam ghaib, komentar juga ya ke blog saya myfamilylifestyle.blogspot.com
kita tahu rasulullah naik sampai melewati langit ketujuh..,jadi yang pasti lebih jauh dari itu jaraknya..,karena jagat raya yang berisi bulan,planet,bintang dan benda alam lain ini hanya merupakan langit pertama saja..
ctt:;referensi dalil bisa dicari sendiri…thanks…
seandainya aj..pd tw MA’RIFAT/KNAL ALLAH…tentu gk asal kt 🙂
Reblogged this on Loncad and commented:
From Earth to Sidratul Muntaha
“Dan bahwasanya Dialah RABB (yang memiliki) bintang Syi’ra“
(QS. An Najm (53) ayat 49 )
Ayat diatas tidak sedang membahas sebuah peristiwa isra dan Miraj, apabila di bacakan dari ayat sebelum dan sesudahnya, ayat tersebut sedang menjelaskan tentang kebesaran Allah. Dalam ayat ini dijelaskan, bahwa Allah adalah pemiliki bintang Syi’ra. (Bintang Syir’a adalah salah satu bintang yang terang dan saat itu menjadi sembahan orang2 arab jahiliyah pada saat itu).
Sehingga, pelajaran yang dapat diambil pada ayat ini adalah:
Pernah ada kaum yang menyembah bintang, (jika skarang mgkin matahari)
Dan perlu diketahui, bahwa bintang2 tersebut adalah milik Allah. dan bintang itu tidak patut disembah.
Jadi intinya, jelas tidak ada sebuah kisah pada ayat diatas, yang berkaitan dengan Isra Mi’raj.
Ilmu pasti akan sulit menjelaskan isra miraj baik dalam angka hitungan maupun secara teoritis tapi sebagai umat islam kita wajib meyakini bahwa itu benar2 terjadi dan saran saya juga bacalah Al Isra ayat 1
Pada tataran tertentu ilmu bumi tidak akan pernah bisa menjelaskan ilmu langit. Tapi paling tidak meng-exploitasi kemampuan otak adalah sesuatu yg menarik.
Banyak yg meyakini bahwa dlm peristiwa Isra Mi’raj nabi Muhammad bergerak dlm kecepatan cahaya….sementara Einstein mengatakan bahwa tidak ada satu apapun yg mampu bergerak secepat cahaya kecuali cahaya itu sendiri. Bahkan jika seluruh bumi ini di jadikan bahan bakar utk melesatkan roket pun tdk akan mencapai kecepatan cahaya.
Benda akan bertambah berat saat melaju dan semakin berat jika kecepatanya bertambah!. Jadi justru kecepatanlah yg menahanya utk semakin cepat.
Smp saat ini ilmu bumi blm mampu menalarkan peristiwa Isra Mi’raj. Semua msh dalam teori hayalan belaka. Lalu akankah Allah membuka rahasia ini kpd publik sebelum kiamat?….wallahu a’lamu.
Bagi Allah sih apa saja mudah….kun fayakun!
Malaikat diciptakan dari cahaya dan yg menemani Baginda Rasulullah S.A.W ketika melakukan perjalanan Isra M’iraj adlh malaikat Jibril, maka dpt sdikit disimpulkan bahwa karena malikat jibril terbuat dari cahaya, dan otomatis bergerak dgn kecepatan cahaya. tentu saja Rasulullah yg ikut berama malaikat Jibril juga bergerak dgn kecepatan cahaya. Wallahu’alam……..
Sesungguhnya allah mengetahui apa yg tidak kita ketahui
dan jika allah mau maka tidak ada yg tidak mungkin baginya
sungguh menarik..! Tapi jawaban akhir nya,hanya berpulang kepada sang maha pencipta..Allaahu rabbi..Allaahu ahad.
E=MC^2 didasarkan dari sini, semakin cepat suatu objek bergerak maka atom-atom penyusun objek itu akan bergerak semakin cepat suhu objek pun akan memanas. Jika suatu objek dipacu dengan kecepatan cahaya, maka, objek itu akan bersuhu sangat panas, dan atom-atom penyusun objek itu seluruhnya akan berubah menjadi radiasi dan energi. Jadi mustahil, manusia dapat bergerak secepat cahaya, bahkan melampauinya. Time Dilation dan relativitas waktu, semakin cepat suatu objek bergerak maka, waktu objek itu semakin melambat, dan sebaliknya. Jika suatu objek dipacu dengan kecepatan cahaya maka waktu objek itu nol, apabila melampaui kecepatan cahaya maka objek itu tidak berbentuk materi atau gelombang elektromagnetik, dan tidak lagi terikat oleh ruang-waktu. Jadi menurut saya, Nabi Muhammad tidak benar-benar menggunakan tubuh fisiknya untuk melakukan perjalanan isra mi’raj, dan tidak terikat oleh ruang-waktu, di alam ini. Jelas, keadaan ruang-waktu di alam lain(ghaib) itu berbeda dengan alam manusia.
Jelas fisik. Logikanya kita manusia dibumi , bumi berputar pada porosnya, skaligus bumi mengelilingi matahari. Tapi kita tetep tdk mrsakan apa2 kita baik2 sja yg brubah waktu tpi kita tetap ada atas hukum allah. Begitulah rosulluloh dngnkecepatan mlebihi chaya disuatu ruang atas ijin allah tdk terjdi apa2.
seyakin yakin nya muslim hrs percaya..yg ragu2 perlu dipertanyakan ke imanan nya?isra miraj bukan mau nya rosullulloh tapi kehendak ALLOH..mau apa jg ,mudah bagi nya ga usah di debat kan kita mah mahluk cukupmengimani nya ga di tuntut memikirkan nya..namanya TUHAN pencipta alam dan mahluk nya.. intinya isra miraj kan memperjalan kan dngn kata lain memanggil umat nya spy datang menghadap ada yg mau di amanah kan kpd Rosul mahluk yg sngt istimewa?? berarti kan ALLOH yg punya maksud?perjalanan nya masuk akal dan bukan hal yg GOIB walou pun jarak yg di tempuh BERJUT JUT km ga kehitung?bisa di jelaskan secara ilmiah,, kl ALLOH yg pnya maksud kan perlengkapan nya persediaan nya kendaraan nya dah di siapkan lengkap semua ?proses nya?bisa aja kl ALLOH mau ga usah ada proses langsung membawa rosul ke SIDRATUL MUNTAHA tanpa perantara Jibril dan Burok…rosul manusia pilihan di sucikan dlu jasmani dan rohaninya setelah suci baru di berangkat kan?naek dah kendaraanBurok bersama Jibril ,nah di sini INTI banyaknya YG meragukan ga percaya apa lg yg non muslim lbh parah malah blng rosul pembohong?kan dah gua jlsn di atas perlengkapan nya dah lengkap semua di persiapkan ALLOH mau bantahan apa LGi ,kt nya tubuh rosul bs hancur menaiki Burok dngn kecepatan melebihi kecepatan cahaya..gua jelasin lg secara ilmiah ygmasuk akal ANDA2 mengakui TUHAN ga apa artinya TUHAN,,,,Rosul Nabi Muhamad saw manusia ciptaan nyadi sini sebagai penumpang tamu ALLOH?Kendaraan Burok ciptaan milik ALLOH Alamnya Juga di jamin nyaman Menaiki nya dilindungi ga terkena hukum2alam di putuskan dari hal2hukum2 dunia untuk sementara mau secepat apapun ga bakal hancur jasad Rosul KECUALI NAIK APOLO BUATAN MANUSIA BARU BISA HANCUR ?ini bukan GOIB nyata??bisa aja kl ALLOH mau BUROK nya di ganti dngn pesawat yg bs lebih di terima akal karna ALLOH sayang umat nya ALLOH lebih tahu isi hati pemikiran mahluk nya di jaman yg akan datang bs salah penapsiran Tar Bisa2di sangka ALIEN
Dimensional Langit 1-7 adalah misteri yg berbeda2 penafsirannya.
Bayangkan anda melakukan perjalanan ruang angkasa yang jaraknya 1000 tahun cahaya, ketika anda sampai pada suatu tempat pada waktu 1000 tahun cahaya, anda masih di langit pertama.
Kemudian anda berjalan lagi ke suatu tempat di ruang angkasa melanjutkan perjalanan yang jaraknya 1.000.000 tahun cahaya dan sampai pada suatu titik, ternyata anda masih di langit pertama juga.
Anda masih penasaran mencari batas dan berjalan terus sejauh 1.000.000.000 tahun cahaya. Dan sampailah pada suatu titik. Loh Koq Masih di Langit Pertama? Sudah satu milyar tahun cahaya perjalanan koq masih belum ketemu Langit Kedua Ya?
Sampai pada waktu (TAK HINGGA) tertentu, Loh Koq Kembali ke titik Semula? (TAK HINGGA berarti angka 0 nya sudah tidak terhitung). Ilustrasi Pembagian tak hingga : Coba anda hitung 1 : 3 = …..? Jawabannya 0,3333….dst (tak hingga), tetapi cobalah gunakan lingkaran, bagilah lingkaran itu menjadi 3 bagian, masing2 dengan sudut 60 derajat.
Tetapi ketika anda diam di suatu tempat di Bumi, dalam sekejap mata atas ijin ALLAH SWT anda bisa berpindah ke Langit Kedua. Dan di langit Kedua tersebut anda bisa melihat Seluruh Jagat Raya yang disebut sebagai Langit Pertama. Artinya Rosulullah Muhammad SAW melakukan perjalanan Dimensional atas Ijin ALLAH SWT.
Begitu Pula selanjutnya, Apabila kita berpindah ke Langit Ketiga atas ijin ALLAH SWT, anda dapat melihat Langit Petama dan Langit Kedua. Begitu pula selanjutnya.
Rasullulah SAW atas Ijin ALLAH dapat mencapai Sidratul Muntaha, dapat melihat seluruh Langit, 1-7, sungguh pemandangan sempurna dari ALLAH SWT. Beliau menyaksikan Orkestra Simphoni Maha Dahsyat ciptaan ALLAH SWT. Sungguh Maha Besar Allah SWT.
ORANG CERDAS BELUM TENTU BERIMAN SEBALIK NYA ORANG BERIMAN SUDAH PASTI CERDAS?KARNA HARUS BER IMAN DULU UNTUK MEMPERCAYAI ISRA MIRAJ BARU BS CERDAS?CERDAS DISINI DIARTIKAN DI LANDASI KE IMANAN DAN AKHIRNYA BERBUAH KETAKWAAN?BEDA KL MENGANDAL KAN KECERDASAN TDK AKAN NYAMBUNG MEMBAHAS ISRAMIRAJ KARNA KALO KECERDASAN AJA LANDASAN NYA HRS PAKE ILMIAH ATO BUKTI KONGKRIT?AKHIRNYA BERMACAM2 ARGUMEN YG TIMBUL MALAH TAMBAH PARAH HSL DARI PEMIKIRAN KECERDASAN ITU MENDUGA2 MENGHITUNG2 DI BILANG GA MASUK AKAL ADA JG YG BLNG GOIB?KL DENGAN IMAN MUDAH MEMPERCAYAI NYA PERTAMA KITA HRS MEMPERCAYAI ADA NYA TUHAN DL?KENAPA SOAL NYA MANUSIA JAMAN SEKARANG LEBIH BANYAK MEMPERCAYAI DUKUN ATO PARA NORMAL DAN SIHIR2?GMN MAU MEMPERCAYAI ISRA MIRAJ NYA NABI WONG MEREKA AJA GA MENGAKUI NABI TERAKHIR?KL MANUSIA DI JADIIN TUHAN MEREKA PERCAYA?MKNYA GA USAH DI DEBAT KAN CUKUP DI IMANI
mengapa hitung nya pake fisika klasik newtonian lagi. kalau kita bicara astronomi hitungannya pake fisika relativias einstein. dimana bila kita bergerak dengan kecepatan cahaya seperti malaikat atau buraq maka jarak adalah tiada waktu paruh menjadi tidak hingga. itu sebabnya malaikat termasuk yang di tangguhkan(waktu). kalaulah bintang syrus itu tempat mi’raj nya nabi saya rasa itu terlalu dekat. di mana mi’raj atau sidratul muntaha tidak usah dibahas intinya saja bahwa peristiwa isra’ dan mi’raj ini adalah perintah shalat. shally yang berarti connect. seberapa jauhnya sebenarnya dekat. sebarapa dekatnya sebenarnya jauh. maka Shalat itu agar kita taqarrub.
maaf.. bukannya Buraq dipakai saat perjalan dari masjidil haram ke masjidil aqsa.. sedang untuk menuju langit beliau menaiki tangga cahaya.. bagaimana ???
menurut saya perjalanan itu murni perjalanan seperti kita dalam kendaraan..karena itu awal ayatnya pakai kata Subhanallah..bukan Allahu akbar..artinya mensucikan pemikiran kita dari pemikiran yang pakai ilmu dan akal..itu adalah termasuk mukzijat nabi kita..karena posisi sebagai mukzijat berarti nyata terjadi seperti mukzijat nabi yang lain..(umpama tongkat nabi musa as,,orang bisa melihatnya terjadi di alam nyata)..kalau tanggapan anda di atas sepertinya kejadian isra mirad itu bukan mukzijat..kalau dari segi mukzijat, buraq dalam ayat itu seperti pesawat yang kita punya sekarang dan nabi berada di dalamnya..terbang melintasi alam raya seperti kita terbang menuju kota satu ke kota yang lain..karena hal itu dimaknai terjadi seperti pemikiran pada saat itu makanya banyak orang yang meragukan itu terjadi..begitulah mukzijat..selalu berlawanan dengan ilmu dan akal manusia..sebagai catatan manusia jahiliyah yang dimaksud saat zamannya nabi bukan manusia bodoh atau tidak berilmu, jahiliyah disini artinya tidak menjadikan Allah SWT sebagai satu satunya sesembahan..mereka kenal sekali tentang ilmu dimensi dan perbintangan..bahkan ada manusia saat itu yang mampu menembus dimensi yang ada komentar di atas..tapi mengapa ketika isra mirad terjadi mereka tidak percaya bisa dilakukan oleh mereka..itulah mukzijat..sekali lagi itulah mukzijat nabi kita.
Pendapat saya planet Sidratul Muntaha terletak amat jauh, mungkin di luar galaksi Milkyway(BimaSakti). Terdapat berbillon galaksi dalam jagatraya mungkin di sana letaknya Sidratul Muntaha. Perjalanan 8 jam malam Israk Mijraj ( satu malam ) melalui portal dimensi lohong hitam ( blackhole ) . Walaupun dengan kecepatan kilat/sinar/cahaya akan mengambil masa berjuta tahun untuk sampai ke destinasi ( Planet Muntaha)
Seorang ustad menjelaskan kepada kami dalam suatu kesempatan. Beliau menganalogikan peristiwa isro’ mikroj dengan kejadian sederhana yang mudah untuk dipahami, yaitu peristiwa seekor lalat yang tidak sengaja masuk ke dalam pesawat terbang dan kemudian terbawa sampai ribuan mil jauhnya. Ketika lalat tersebut menceritakan kepada lalat lain, kemungkinan besar akan tidak dipercaya. Tapi menurut logika manusia itu mungkin saja terjadi. Bahkan dengan teknologi pesawat manusia, lalat dimungkinkan akan masih hidup dan selamat sampai di tujuan. Tapi itu tidak akan terjadi jika lalat hanya menempel di luar pesawat.
tidak akan bisa di pahami dan di mengerti kejadian tersebut,itulah dimensi2 spiritual.
mohon maaf, sy cuma berandai-andai tanpa analisis atau kajian apa pun. Hanya sebatas pikiran sambil-lalu saja.
Bagaimana jika sebenarnya Isra-Miraj itu adalah perjalanan menggunakan “mesin waktu”? ketika Rasul melihat pemandangan2 gaib yg tak asing di zamannya, maka ia sedang pergi ke zamannya sendiri di tempat lain atau ke zaman yg tak jauh dari zamannya. ketika bertemu dengan nabi-nabi beliau sedang kembali ke masa lalu. sedangkan ketika ke sidratu muntaha, beliau sedang melakukan perjalanan ke masa depan ketika manusia sudah dapat bertemu dengan Allah. wallahualam. hanya berandai-andai. Bagaimanapun, bukan kewajiban kita untuk mengkaji atau memikirkan ini. satu-satunya kewajiban kita hanya beriman dan bertakwa pada ajaran-Nya.
membaca persoalan isra’ mi’raj nabi muhammad kelangit dalam surat al isra dinyatakan bahwa “telah diperjalankan hambanya ….” logikanya begini , jika seekor semut menempel dibaju seorang manusia, lalu manusia tersebut melakukan perjalanan dinas dari rumah di Padang jam 10.00 pagi ke jakarta . lalu kembali sorenya ke rumah di padang pada jam 20.00. Setelah itu sang semut kembali ketempat temannya dan bercerita tentang perjalanannya , apa kira-kira reaksi dan seluruh warga semut ditempat kediaman semut…?. Jadi jika memikirkan persoalan ini kita sampai pada kesimpulan bahwa “nabi diperjalankan oleh ALLAH” pada saat isra’ mi’raj mengajarkan kita bahwa iman akan mengalahkan akal seperti kisah semut diperjalankan oleh manusia
Keterbatasan akal pikiran kita yang membuat kita tidak bisa menganalisanya….dan dalam ilmu pengatahuan kecepatan yang paling cepat adalah cahaya…..apakah ini bisa untuk landasan menghitung jarak dan waktu … dan hanya sebtas itulah manusia berfikir….dianggap kecepatan cahaya adalah yg tercepat, padahal masih ada yg kecepatannya melebihi cahaya apa itu? Jika manusia tidak tahu….maka itulah bukti terbatasnya akal pikiran kita…..
Kalau seribu tahun di bumi sama dengan satu hari sja di akhitar itu sudah menunjukan perbedaan waktu antara alam dunia dengan waktu dan seluruh tattananan yg ada di alam akhirat,, alam akhirat dan alam dunia ruang dan waktunya berbeda jngn samkan ruang dan waktu yg ada di alam dunia dng yg ada di alam akhitar sampai botakpun kita tdk akn menemukan jwbannya..
Soal hal ini tentu saya malah lebih setuju jika memakai teori bumi datar. Karena dengan ini, semua jarak2 bintang, matahari, dan bulan tidaklah jauh dan hanya ada disekitar kubah langit. Sehingga jika kita pergi 500tahun perjalanan ke langit dengan unta, kita dapat sampai di tempat tinggal Nabi Adam. Selain itu ada bukti kebenaran teori bumi datar pada Al-Baitul Makmur tempat bertemunya Nabi Ibrahim a. s. dan Nabi Muhammad SAW. Ada juga tentang kisah Uwais Al-Qarni yang mengisahkan dia yang terkenal dilangit.