Di dalam Sejarah Melayu, ada sosok legenda yang bernama Sang Sapurba (Sri Nila Pahlawan). Beliau dikisahkan datang dari negeri yang jauh, yang kemudian diangkat menjadi pemimpin, setelah menikah dengan putri yang bernama Wan Sendari, anak penguasa Palembang Demang Lebar Daun.
Kelak dari istrinya Wan Sendari ini, Sang Sapurba memiliki putra yang bernama Sang Nila Utama atau Sri Maharaja Sang Utama Parameswara Batara Sri Tri Buana, yang mulai memimpin Singapura (Temasek) pada sekitar tahun 1320.
Sang Sapurba datang dari Tanah Persia
Jika kita perhatikan, nama Sapurba ada kemiripan dengan nama Shapur, yang biasa disandang oleh keturunan Persia. Namun bukan hanya itu, di dalam Sejarah Melayu, Sang Sapurba ini dikisahkan sebagai keturunan dari Raja Nusirwan ‘Adil bin Kibad Syahriar, yang oleh beberapa sejarawan sosok ini identik dengan King Anushirvan “The Just” of Persia (Khosrow I of Persia, 531-578), putra dari King Kavadh I of Persia.
“… asal kami daripada anak cucu Raja Iskandar Zulqarnain, nisab kami daripada Raja Nusirwan, Raja Masyrik dan Maghrib dan pancar kami daripada Sulaiman ‘alaihis salam… ” (Sejarah Melayu (SM), karangan Abdullah ibn Abdulkadir Munsyi, bait 2.2).
Dari bait di atas, terdapat nama Nabi Sulaiman, yang diyakini oleh 3 agama besar, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Agaknya Sang Sapurba menganut keyakinan pada salah satu dari 3 agama ini.
Sang Sapurba seorang Muslim
Apabila kita berpedoman dengan masa pemerintahan Sang Nila Utama di Singapura periode tahun 1320-1347, diperkirakan kedatangan Sang Sapurba ke Nusantara adalah pada sekitar masa 1285-1295.
Sejarah mencatat, pada sekitar tahun 1258, terjadi serangan besar-besaran bangsa Mongol, yang mengakibatkan runtuhnya kekhalifahan Islam, Bani Abbasiyah di Iraq/Iran.
Nampaknya kedatangan Sang Sapurba (Shapur) ini, erat kaitannya dengan peristiwa tersebut. Para Sejarawan memperkirakan, banyak penduduk di wilayah Kekhalifahan Bani Abbasiyah, yang harus mengungsi keluar negeri. Termasuk dari wilayah Persia, yang pada saat itu sebagian besar penduduknya telah beragama Islam.
Dengan memperhatikan keadaan dan situasi pada masa itu, tidak berlebihan kiranya jika kita mengatakan Sang Sapurba (Shapur) ini adalah seorang pemeluk agama Islam (Muslim), yang berasal dari keluarga Bangsawan Kerajaan Persia.
WaLlahu a’lamu bishshawab
Saya setuju dengan anda
Saya rasa agak kurang cocok utk mengatakan Sapurba adalah seorg muslim, karena sejarah yg tertinggal dari zamannya tidak memperlihatkan kebudayaan yg islami, melainkan kebudayaan Hindu
Saya rasa agak kurang cocok utk mengatakan Sapurba adalah seorg muslim karena sejarah yg tertinggal dari zamannya tidak memperlihatkan kebudayaan yg islami melainkan kebudayaan Hindu
Minangkabau sudah ada sebelum islam, klo secara hikayat dia mahadiraja saat itu, jadi artikel ini tidak valid