Bumi pernah mengalami masa kegelapan, pada sekitar tahun 535-536 M. Peristiwa ini tercatat dalam sebuah chronicle seorang bishop Suriah, yang bernama John dari Efesus.
Di dalam catatannya itu, Sang Bishop bercerita selama 18 bulan matahari hanya terlihat selama empat jam, itupun samar-samar.
Letusan Gunung Krakatau, 535 M
Para ahli Geologi memperkirakan, apa yang diungkapkan oleh Bishop Suriah ini adalah akibat dari letusan dari Gunung Krakatau Purba.
K. Wohletz, seorang ahli vulkanologi di Los Alamos National Laboratory, Amerika Serikat, telah melakukan serangkaian penelitian berkenaan dengan letusan Krakatau ini.
Hasil simulasinya menunjukkan betapa dahsyatnya letusan itu. Letusan sebesar itu telah melontarkan 200 km3 magma (bandingkan dengan Krakatau 1883 yang melontarkan magma sejumlah 18 km3).
Letusan Krakatau 535 M berlangsung selama sepuluh hari, tetapi letusan puncaknya berlangsung selama 34 jam dan menghasilkan kawah berukuran antara 40-60 km.
Kecepatan bahan yang dimuntahkan (mass discharge) sebesar 1 miliar kg/detik. Awan letusan (eruption plume) telah membentuk perisai di atmosfer setebal 20-150 m, dan menurunkan temperatur 50-100 C selama 10-20 tahun (sumber : geomagz.com)
Bencana alam ini, diprediksi telah mendatangkan wabah sampar yang mendunia, dan berakibat kepada gagal panen produk-produk pertanian.
Situasi Nusantara Selepas Letusan Krakatau
Nusantara merupakan wilayah terparah akibat dari dampak Letusan Gunung Krakatau ini, diperkirakan banyak kerajaan yang mengalami kehancuran.
Kaum pemerhati Sejarah memperkirakan Letusan Krakatau tahun 535 M ini, berakibat memudarnya Kerajaan Tarumanegara. Sejarah juga mencatat, di tahun yang sama merupakan saat wafatnya Raja Tarumanegara, Candrawarman (sumber : zonasiswa.com).
Pada tahun 536 M, Kerajaan Tarumanegara telah terpecah-pecah, sebagian kekuasaan politik telah dikembalikan kepada Raja-Raja Sunda, sementara Kerajaan Tarumanegara telah menjadi Kerajaan yang bersifat kedaerahan saja.
Di Pulau Sumatera, diprediksi terjadi hal sama. Banyak terjadi kekacauan akibat bencana yang sangat dahsyat ini. Kerajaan yang telah mapan ketika itu, menghadapi ujian yang sangat besar, dalam mempersatukan wilayahnya.
Peristiwa Letusan Krakatau ini, diduga menjadi salah satu faktor pendorong Para Tetua Bangsa Melayu, untuk meyatukan diri dalam satu koalisi antar kerajaan, yang tujuannya adalah untuk meminimalisir ancaman invasi dari bangsa asing.
Koalisi yang dikenal dengan nama Kedatuan Sriwijaya ini, semakin kuat, ketika Dapunta Hyang Jayanasa dipercaya sebagai pimpinan koalisi, selain sangat disegani, beliau juga merupakan menantu dari Raja Linggawarman dari Kerajaan Tarumanegara.
WaLlahu a’lamu bishshawab
Cukup menarik dan saya suka membacanya
Mengapa asal muasal munculnya SRIWIJAYA masih misterius?
Karena sebagian besar, kerajaan terdahulu telah bubar (hancur), akibat Letusan Gunung Krakatau tahun 535 M.
Apa yang disebut MINANGA pada mulanya adalah daerah penampungan pengungsi para korban bencana alam (Gunung Kratakau), yang lambat laun membentuk komunitas masyarakat tersendiri.
===============================================
>> Kronologisnya adalah sebagai berikut :
Tahun 535 M
Terjadi Letusan Dahsyat Gunung Kratakau, yang mengakibatkan Bumi mengalami masa kegelapan selama 18 bulan (matahari hanya bersinar samar-samar selama 4 jam)…
Akibatnya timbul wabah penyakit sampar dan gagal panen. Masyarakat MELAYU SUMATERA banyak yang mengungsi, mencari daerah dataran tinggi.
Pusat pengungsian terbesar berada di daerah MINANGA, lama-lama MINANGA ini membangun komunitas tersendiri, dimana keluaga Dapunta Hyang berperan besar disana.
Dan hal tersebut juga menjawab mengapa tiba-tiba bisa terdapat bala tentara sebanyak 2 laksa, yang berada di pedalaman Sumatera. Sebab secara logis, bala tentara sebanyak itu seharusnya berada di wilayah pesisir, jadi faktor yang menyebabkan mereka berkumpul adalah “faktor bencana alam”.
Tahun 682 M
Dapunta Hyang Jayanasa memindahkan pusat kerajaan SRIWIJAYA dari MINANGA (sementara), ke daerah KEDUKAN BUKIT (permanen)
>> Kesimpulan :
Awal mula Kerajaan Sriwijaya adalah hasil koalisi (gabungan) masyarakat melayu dari berbagai Kerajaan yang ada di Pulau Sumatera. Di karenakan MINANGA berada di daerah yang menggunakan Bahasa Melayu Tengah, maka bahasa itu dijadikan bahasa resmi kerajaan.
WaLlahu alam
sipp….
sumbernya. apakah hanya dari bishob suriah ja? apa gak ada dari literatur muslim , atau penulis eropa saat itu?
#penasaran
Makkah masih Zaman jahiliyah
Sebagai bahan kajian usulku sbg mana sriwijaya pd chronicle china =1.tercatat pd th 414 SEPUTIH=ye po tih 2.abad ke 6 (adanya taruma negara)utusan lampung pd china =tolang po hyang(hyang=dapunta)3.san po shih(shih lih po tsih)=SEPUTIH=SRIWIJAYA n abad ke 7.SAN PO SHIH DAPUNTA HYANG JAYANASA=SRIWIJAYA …ttg meletus krakatau ada dua data 1.th 416 n 2.th 535