Adalah satu kekeliruan, jika kita beranggapan Leluhur masyarakat Nusantara, adalah penganut animisme, penyembah benda-benda alam.
Leluhur Nusantara di masa purba, telah memiliki keyakinan monotheisme, yang disebut “Ajaran Kapitayan”.
Ajaran Tauhid dalam Keyakinan Kapitayan
Ajaran Kapitayan menyakini bahwa segala sesuatu di alam semesta ini, diciptakan oleh Sang Maha Kuasa, yang di-istilahkan sebagai Sang Hyang Taya. Sosok Sang Hyang Taya, memiliki makna Dzat yang tidak bisa didefinisikan, yang tidak bapat didekati dengan Panca Indra.
Kepercayaan Ajaran Kapitayan kepada Sang Maha Pencipta, tentu tidak lepas dari ajaran tauhid yang dibawa oleh leluhur umat manusia Nabi Adam.
Setelah peristiwa bencana di masa Nabi Nuh, ajaran monotheisme ini kemudian disebarluaskan oleh pengikut serta keluarga Nabi Nuh, ke seluruh penjuru dunia. Jejak ajaran Tauhid Nabi Nuh, nampaknya memberkas kepada ajaran Kapitayan yang dianut oleh leluhur masyarakat Nusantara di masa Pra Sejarah.
Ajaran Kapitayan, bukan Animisme
Dalam perkembangan selanjutnya, ajaran kapitayan yang awalnya merupakan kepercayaan monotheisme, mengalami pergeseran.
Sang Hyang Taya yang Maha Ghaib, kemudian muncul dalam pribadi “TU”, “TU” lazim disebut Sanghyang Tu-nggal, yang memiliki 2 sifat, yaitu sifat yang baik disebut Tu-Han dan sifat yang tidak baik disebut Han-Tu.
Sosok Kekuatan Sang “TU” dalam ajaran ini, diyakini berada (mempribadi) kepada benda-benda yang memiliki kosa kata Tu atau To, seperti : wa-Tu (Batu), Tu-rumbuk (pohon beringin), Tu-gu, Tu-lang, Tu-ndak (bangunan berundak), Tu-tud (hati,limpa), To-san (pusaka), To-peng, To-ya (air). Dan melalui sarana benda-benda ini, masyarakat Pra Sejarah melakukan persembahan dalam bentuk sesaji.
Sesaji yang diletakkan di benda-benda alam ini, kemudian disalah artikan sebagai bentuk penyembahan kepada benda-benda alam (animisme). Padahal sejatinya merupakan sarana peribadatan kepada “Sang Pencipta”, dalam bentuk sajian yang disebut Tumpeng.
Referensi :
1. Sejarah Nasi Ambeng, oleh Dr. Agus Sunyoto (Youtube)
2. Kapitayan : Agama Bangsa Nusantara
3. Agama kapitayan dan Sejarah Nasi Ambeng
WaLlahu a’lamu bishshawab
Artikel Sejarah Nusantara
1. Teori Migrasi Manusia, untuk menjawab asal usul Bangsa Melayu?
2. Tanah Punt, Sundaland dalam Legenda Leluhur Bangsa Nusantara?
3. [Misteri] Kuil Hatshesut (dari masa 1.470 SM), berkisah tentang Peradaban Purba Nusantara?).
4. Misteri “Tiang Rumah Kuno” berumur 2.800 tahun, dan Pemukiman Awal Bangsa Jawi (Melayu) di Nusantara?
ternyata selama ini kita keliru ya…
http://singindo.com/2015/11/30/hati-hati-dengan-penipuan-berkedok-lowongan-pekerjaan/
stonehenge mini
langsung aja nyembah ke tuhan yg satu yakni ALLAH swt dan gak usah pake peranta segala sewaktu nyembah,ok
terlalu sulit dipahami dengan nalar apakah itu animisme atau mnotheisme.mungkin dulu ajaran para nabi belum sampai ke masyarakat pada saat itu…
jejak sejarah agama di nusantara layak dipelajari
saya rasa istilah Sang Hyang Taya di dalam ajaran Kapitayan mengacu pada istilah Sang Hyang Taya sbg perlambangan tingkat abhiseka pertama (kalasa-abhiseka) ——- karena generasi sekarang telah terputus dari ajaran leluhurnya yaitu Tantra Buddha, menyebabkan tidak dipahaminya lagi Tantra Buddha oleh generasi sekarang (kapitayan).
silakan baca ulasan saya beserta komentnya di dalam postingan di bawah ini:
https://www.facebook.com/groups/spiritual.indonesia/permalink/1175231642526358/
Terimakasih atas sedikit info tentang Ajaran KAPITAYAN ini. Sy yg selama ini sedang mencari serta merindukan ajaran asli asli leluhur jawa. krn ajaran Jawa yg sebenarnya adalah ajran asli tatanan kehidupan saat ini maupun kehidupan yang berikutnya.
Saya penganut kaapitayan asli mari berbagi pengalaman
Saya sih yakin sebenarnya agama keyakinan leluhur Nusantara kapitayan berasal dari Nabi Set dengan budaya mitologinya memuat moral dan keyakinan luhur terhadap Tuhan yang maha esa.Yang dari nabi Nuh kemungkinan tinggal di sumatera dan sulawesi karena ada kayu jati yang dipakai kapalnya.sedang nabi Set di pulau jawa dengan mitologi dan ikon seperti wayang, candi , baju batik, lurik, etc. Semua garis keturunannya berhulu dari nabi Adam dan hawa yang turun dari surgs di Srilangka India lalu menyebar.Nabi Set adalah anak dari nabi Adam yang telah diberi pengetahuan agama dan moral yang luhur.Wallahualam bishawab.