Dalam Sejarah Nasional Ken Arok merupakan sosok yang sangat dikenal. Dikisahkan Ken Arok berawal dari rakyat biasa hingga akhirnya bisa menjadi seorang Maharaja.
Diceritakan untuk mewujudkan ambisinya menguasai Tumapel serta memperistri Ken Dedes, Ken Arok harus membunuh Tunggul Ametung dan kisah tersebut merujuk dari buku induk sebuah Naskah kuno yang berjudul “Kitab Pararaton”.
Untuk diketahui, Kitab Pararaton merupakan kitab naskah Sastra Jawa Pertengahan yang digubah dalam bahasa Jawa Kawi. Naskah ini cukup singkat, berupa 32 halaman yang terdiri dari 1126 baris. Isinya adalah sejarah raja-raja Singhasari dan Majapahit di Jawa Timur.
Mengingat tarikh yang tertua yang terdapat pada lembaran-lembaran naskah adalah 1522 Saka (atau 1600 Masehi), maka diperkirakan bahwa bagian terakhir dari teks naskah telah dituliskan antara tahun 1600 M.
Beberapa Pakar Sejarah yang telah mengulas tentang lemahnya data sejarah dari Kitab Pararaton, mengungkapkan bahwa bagian Kitab Pararaton bukan merupakan fakta-fakta sejarah.
C.C. Berg berpendapat bahwa teks-teks tersebut secara keseluruhan supranatural dan ahistoris, serta dibuat bukan dengan tujuan untuk merekam masa lalu melainkan untuk menentukan kejadian-kejadian pada masa depan.
Disinyalir penulisan sejarah dalam Kitab Pararaton dilakukan Kaum Kolonial dengan tujuan mengaburkan Fakta tentang Kebesaran Islam di Tanah Jawa. Pengaburan fakta sejarah bahwa Islam telah kuat di Tanah Jawa ini sangat penting untuk kepentingan Politis Pihak Kolonial Belanda.
Pihak kolonial ingin membangun image bahwa Belanda hadir untuk memajukan keterbelakangan dan memodernisasi tanah Jawa dengan seolah sebelum kedatangan kolonial, Tanah Jawa masih primitif.
Padahal jauh sebelum pihak kolonial hadir, tanah Jawa jauh telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Justru dengan hadirnya kolonial, maka kekuatan di tanah Jawa mulai rapuh dan terkoyak.
Seperti diketahui, Nusantara khususnya tanah Jawa telah menjadi pusat perkembangan Islam dengan Kesultanan Islam Demak sebagai Pusat Kekuasaan Islam di tanah Jawa yang telah ada sejak abad ke 15 Masehi.
Pengaburan kebesaran Islam di Tanah Jawa melalui tangan kolonial acapkali berusaha merusak tatanan Sejarah dan mengaburkan peran besar Islam di bumi Nusantara.
Referensi:
Rangkuman dari tulisan Abu Bakar Bamuzaham, Network Associate Global Future Institute (GFI), Kisah Ken Arok, Fiksi Kolonial Belanda Untuk Kubur Kebesaran Islam di Tanah Jawa