Selain Banten, Tsunami yang terjadi di Selat Sunda pada 22 Desember 2018 juga menghancurkan pemukiman yang berada di sepanjang pantai Lampung Selatan termasuk rumah-rumah di Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa.
Sebagaimana dilansir republika.co.id (2/1/2019), hanya dalam hitungan menit setelah sebagian warga meninggalkan rumah, gelombang laut menghantam kampung Desa Way Muli dan sekitarnya. Tsunami langsung menggulung rumah-rumah sampai rata dengan tanah.
Namun di balik musibah sering kali kita ditampakkan kekuasaan Allah, pada saat rumah-rumah tetangganya hancur, rumah salah seorang warga yang bernama Rasdi tetap utuh.
Rumah berwarna dinding putih serta kusen jendela hijau tersebut, tetap berdiri kokoh bahkan tiang listrik ke rumahnya tetap bertahan, sementara rumah tetangga di kiri dan kanan sudah tidak berbentuk lagi.
Yang lebih mengagumkan lagi, mulai dari genteng tidak ada yang rusak atau pecah, kusen jendela serta pintu tidak rusak. Kaca-kaca jendela tidak pecah. Termasuk isi perabotan rumahnya masih tersusun rapi, meski terdapat bekas guyuran air masuk ke dalam rumah.
Seusai kejadian, ketika ditanya apa amalan sehari-hari yang dilakukan Rasdi, sehingga ia mendapat keselamatan baik dirinya, keluarganya, dan juga rumah serta perabotan rumahnya, Rasdi hanya tersenyum-senyum tidak memberi jawaban.
Namun dari tetangganya diperoleh informasi, Rasdi yang sehari-hari berprofesi sebagai petani pengumpul tersebut dikenal suka bersedekah. Ia suka berbagi serta membantu orang yang membutuhkan, terutama warga desa disekitar tempat tinggalnya.
Bersedekah tidak harus menunggu kita kaya raya, justru sedekah kaum dhuafa memiliki nilai yang tinggi, sebagaimana makna dari hadis berikut :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبَقَ دِرْهَمٌ مِائَةَ أَلْفِ دِرْهَمٍ قَالُوا وَكَيْفَ قَالَ كَانَ لِرَجُلٍ دِرْهَمَانِ تَصَدَّقَ بِأَحَدِهِمَا وَانْطَلَقَ رَجُلٌ إِلَى عُرْضِ مَالِهِ فَأَخَذَ مِنْهُ مِائَةَ أَلْفِ دِرْهَمٍ فَتَصَدَّقَ بِهَا
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Satu dirham dapat mengungguli seratus ribu dirham“.
Lalu ada yang bertanya, “Bagaimana itu bisa terjadi wahai Rasulullah?” Beliau kemudian menjelaskan, “Ada seorang yang memiliki dua dirham lalu mengambil satu dirham untuk disedekahkan.
Ada juga seseorang memiliki harta yang banyak sekali, lalu ia mengambil dari kantongnya seratus ribu dirham untuk disedekahkan.”
(HR. An Nasai no. 2527 dan Imam Ahmad 2: 379, lihat: Hidup Susah, Tetap Sedekah, Ini Keutamaannya)