Sebagian masyarakat Malaysia percaya, Pedang Cura Simanjakini yang merupakan simbol kedaulatan Kesultanan Melayu Perak merupakan warisan dari Sang Sapurba, Leluhur Raja-Raja Kerajaan Bumi Melayu.
Sebagaimana diberitakan orangperak.com, Sang Sapurba diyakini keturunan Iskandar Zulqarnain yang hijrah ke ke Gunung Saguntang Mahameru di Palembang. Di Palembang dikisahkan Sang Sapurba menikah dengan putri Demang Lebar Daun yang bernama Wan Sendari.
Dalam perjalanan sejarah, Paduka Sri Maharaja Parameswara pernah menggunakan pedang Cura Simanjakini ini sewaktu dilantik sebagai Raja Melaka pada 1405.
Berdasarkan catatan Silsilah Kerajaan Malaka, Parameswara merupakan keturunan langsung dari Sang Sapurba, dimana dia adalah putra dari Paduka Sri Ratna Vira Vikrama di-Raja (Raja Temasek) bin Paduka Sri Bikrama Vira di-Raja (Raja Temasek) bin Sri Maharaja Sang Utama Parameswara, Batara Sri Tribuwana bin Sri Maharaja Sang Sapurba.
Selain itu, pedang ini pernah dibawa ke Kampar ketika pengunduran Sultan Mahmud Shah setelah Kota Melaka ditaklukkan Portugis. Sampai akhirnya Pedang Cura Simanjakini ini dikurniakan kepada Sultan Muzaffar Shah dan dibawa ke Kesultanan Melayu Perak.
Seperti ditulis dalam Silsilah Kerajaan Perak, Sultan Muzaffar Shah adalah zuriat dari Paduka Sri Maharaja Parameswara dimana ayahnya adalah Paduka Sri Sultan Mahmud Shah (Sultan Malaka Terakhir) bin Sultan ‘Ala ud-din Ri’ayat Shah Shah bin Sultan Mansur Shah bin Sultan Muzaffar Shah bin Sultan Muhammad Shah bin Raja Besar Muda Ahmad bin Sultan Iskandar Shah bin Paduka Sri Maharaja Parameswara.
Legenda Pedang ini juga tercatat di dalam Sejarah Melayu, yakni ketika Sang Sapurba berada di wilayah Minangkabau, baginda memerintahkan seorang kepercayaannya bernama Pemasku Mambang untuk menggunakan Pedang Cura Simanjakini sebagai senjata menghadapi “ular raksasa”.
Dikisahkan di masa itu ada seekor ular yang telah membuat huru hara dan membunuh rakyat yang tidak berdosa. Permasku Mambang akhirnya berhasil membunuh ular tersebut dengan dibelah menjadi 3 bahagian.
Catatan Penambahan:
1. Keluarga kesultanan Perak sekarang berasal dari zuriat Sultan Perak Ke-10 yakni Sultan Muzaffar Shah II. Dan secara genealogy Sultan Muzaffar Shah II adalah keturunan Sultan Mansur Shah Malaka melalui jalur Kesultanan Melayu Pahang.
Dimana ayah dari Sultan Muzaffar Shah II bernama Raja Mahmud Gasib Siak merupakan anak dari Raja Putri Putih binti Sultan Mansur Shah II Pahang bin Sultan Zainal Abidin Shah Pahang bin Sultan Mahmud Shah Pahang bin Sultan Muhammad Shah Pahang bin Sultan Mansur Shah Malaka.
Seperti diketahui nasab Sultan Mansur Shah Malaka adalah Sultan Mansur Shah bin Sultan Muzaffar Shah bin Sultan Muhammad Shah bin Raja Besar Muda Ahmad bin Sultan Iskandar Shah bin Paduka Sri Maharaja Parameswara.
2. Pada saat ini Kesultanan Perak dibawah pemerintahan Sultan Nazrin Muizzuddin Shah. Dia adalah putra dari Sultan Azlan Muhibbuddin Shah bin Sultan Yusuf Izzuddin Shah bin Sultan Abdul Jalil Karamatullah Nasiruddin Mukhataram Shah bin Sultan Idris Murshidul Azzam Shah bin Raja Alang Iskandar Shah bin Sultan Muda Raja Ahmad Shah.
Dalam versi resmi Sultan Muda Ahmad Shah adalah anak dari Sultan ‘Abdu’l-Malik Mu’azzam Shah bin Sultan Ahmad ud-din Shah bin Sultan Muhammad Shah Aminu’llah bin Sultan Mansur Shah bin Sultan Muzaffar Shah II Jalilu’llah (sumber: Silsilah Kesultanan Perak).
Sementara dalam versi yang lain Sultan Muda Ahmad Shah merupakan menantu dari Sultan ‘Abdu’l-Malik Mu’azzam. Pada versi ini ayah dari Sultan Muda Ahmad Shah bernama Raja Said dari Daik (Lingga), dimana Sultan Muda Ahmad Shah menikah dengan Che’ Puan Busu binti Sultan ‘Abdu’l-Malik Mu’azzam Shah (sumber: a history of Perak dan Sultan Perak).