Misteri Sosok Makhluk Bersorban, Penjaga Gaib Buya Hamka

Pada 27 Januari 1964, yang bersamaan dengan bulan Ramadhan 1383 Hijriah, salah seorang Ulama terkemuka Indonesia Buya Hamka harus dijalani hukuman di ruang pesakitan.

Buya Hamka dituduh terlibat dalam persekongkolan jahat melawan penguasa yang membuatnya harus terpisah dan istri dan anak-anaknya berikut para jamaah Masjid Al Azhar.

Ilustrasi, sumber: facebook.com/tarekhna.aptal/

Sebagaimana dilansir republika.co.id, selama di dalam penjara Buya Hamka dipisahkan dari tahanan lain yang juga dikelompokkan sebagai anasir kontra-revolusi.

Pada malam pertama di sel di Cipanas, ketika Buya Hamka hendak tertidur dengan pengawasan para penjaga dari luar sel, saat kepala hendak direbahkan terasa ada sesuatu yang ganjil.

Buya Hamka merasa seperti ada seseorang yang tidur di tempat tidur kosong di sampingnya. Sampai kemudian tertidur dan kembali terbangun untuk makan sahur, orang itu seperti masih tetap menemaninya.

Setelah delapan bulan dalam tahanan di Bogor dan Sukabumi, Buya Hamka terserang penyakit disentri. Pihak penguasa ketika itu memutuskan Buya Hamka ditahan di rumah sakit “Persahabatan”.

Kendati dirinya relatif telah berumur dan menderita sakit, Buya Hamka tetap dijaga dengan ketat. Saban hari ada petugas piket menjaganya. Entah mengapa, penjagaan ketat itu tak sampai sebulan lamanya.

Sampai sebulan kemudian salah seorang perawat yang bertugas mau berterus terang kepada Buya Hamka atas tiadanya polisi pengawas. Rupanya bukan soal atasan mereka yang melarang untuk mengawasi dirinya lagi.

Menurut perawat tersebut, banyak juru rawat yang takut datang lagi ke kamar Buya Hamka pada malam hari, hal ini dikarenakan para polisi penjaga tidak ada lagi yang menemani mereka.

Perawat tersebut menambahkan Polisi yang menjaga Buya Hamka menginformasikan ketika mereka datang untuk menjaga, didapati ada orang yang duduk di bangku tempat mereka biasa duduk.

Menurut keterangan para polisi itu, orang tersebut berbaju putih, bersorban. Melihat kejadian itu, hilang keberanian polisi penjaga untuk mendekati kamar Buya Hamka.

Kisah misteri ini diceritakan Buya Hamka dalam uraiannya tentang kandungan surat al-Fushshilat ayat 30 di Tafsir Al Azhar (Juz 24 halaman 226-229). Dalam uraiannya itu  Buya Hamka menyebutkan beberapa dalil, kehadiran malaikat di alam dunia ini tidaklah semata-mata ketika di ujung hayat seorang hamba.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s