Pada periode tahun 1946 – 1956, seorang gembala berhasil menemukan 7 gulungan manuskrip kuno di Gua Qumran di padang pasir Yudea di Tepi Barat dekat Laut Mati.
Manuskrip itu kemudian dikenal sebagai Dead Sea Scrool (Gulungan Laut Mati) yang terdiri atas 981 teks dan memiliki nilai religius serta historis tinggi. Naskah pertama ditemukan oleh orang-orang nomaden Badui kemudian pekerjaan tersebut dilanjutkan oleh ekspedisi para arkeolog.
Dalam manuskrip itu memuat kisah-kisah al-Kitab dan non-skriptural yang memberikan wawasan kepada para arkeolog mengenai kilasan masa lalu dan memberi penjelasan baru terhadap agama-agama Abrahamik.
Fragmen-fragmen dead sea scrool lalu di foto dengan kamera alpha-12 max yang memiliki panjang gelombang cahaya berbeda sebanyak 28x dan teknik ini telah berhasil mengungkap huruf atau kata-kata yang terhapus maupun yang rusak.
Dr.Alexey Yuditsky salah satu dari ilmuwan yang tergabung dalam penelitian mengungkapkan adanya beberapa fakta yang mengejutkan, khususnya mengenai penafsiran konstruksi bahtera Nuh.
Pada naskah yang dipelajarinya, didapati kata tambahan “ne’esefet” yang artinya berkumpul disamping kata “ketinggian busur”, maka hal ini menunjukkan bahwa rangka bahtera Nuh mengerucut dalam bentuk piramida (sumber: zahir mahzar).
Struktur bangunan berbentuk Piramida ini mengingatkan kita kepada bangunan-bangunan peninggalan bangsa Mesir Kuno maupun bangsa Maya, yang memanfaatkannya sebagai makam raja-raja masa dahulu serta sarana ibadah (pemujaan) selain tempat penimbunan (gudang) pangan.
Tidak hanya itu, di Indonesia-pun disinyalir bangunan megalitik Gunung Padang Jawa Barat memiliki struktur berbentuk piramida, dengan penanggalan radiokarbon yang menunjukkan bahwa di lapisan 1 berusia 3.500 tahun, lapisan 2 berumur 8.000 tahun, dan lapisan 3 sekitar 9.500 hingga 28.000 tahun.
Dengan adanya penemuan bangunan-bangunan kuno dengan memiliki struktur Piramida di berbagai tempat di dunia, mungkinkah merupakan simbol monumental atas keberadaan Bahtera Nuh di masa lalu?
WaLlahu a’lamu bishshawab
Nabi NUH sudah mempunyai pesawat BOEING 747 untuk mengambil KOALA darr Australia dan ;PINKUIN dar Kutub Uara dan punya mikroskop untuk mengambil baksil dan virus dan menentukan kelamin binatang kecil seprti semut,nyamjuk dan kutu.
Mungkin saja tempat tersebut tempat dimana awal mula nuh/noah membuat kapal yang terdampar di gunung ararat, maaf hanya pendapat pribadi,
Iya, saya juga sependapat, bahwa bahtera Nabi Nuh berbentuk Piramida, karena remot krontrol bahtera Nabi Nuh sampai sekarang masih ada di malang berupa Gunungan Portable yang dibawa pulang oleh Jafet. Piramida portable itu pernah digunakan oleh Mbah Jafet untuk meriset dan memulihkan kembali Gunungan dan Gunung setanah Jawa. Jadi Mbah Jafet adalah satu-satunya putra Nabi Nuh yang diperintahkan Nabi Nuh untuk pulang ke kampung halamannya (Tanah Jawa-Sunda-Madura) dan bersih-bersih Tanah Jawa, karena juga Mbah Jafet adalah Putra Nabi Nuh yang paling cerdas. Jumlah Gunungan di Jawa Barat dan Jawa Tengah masih banyak sementara di jawa timur jumlah Gunungannya tersisa 30% (70% musnah ketika banjir Nabi Nuh tetapi bekas Gunungan itu masih dapat ditemukan dengan teknologi kuno Piramida Portable, bahkan Gunungan setanah jawa ini gak bakalan muncul di Google maps sampai sekarang, tetapi alhamduLillahnya saya memilki data lengkap Gunungan setanah jawa dan seluruh dunia) karena pusat semburan banjir nuh di Jawa Timur. Gunungan Portable adalah sebuah piramida kecil yang dapat digenggam tangan manusia dan dapat mengetahui data seluruh Gunungan dan Gunung di seluruh dunia dan data bumi dan data langit (peta bintang), bahkan lebih jauh lagi dapat digunakan untuk mempengarui gunung untuk meletus saat itu juga dan atau menunda letusan dan atau menghentikan letusan. Gunungan adalah bukit ciptaan manusia. Nabi Nuh pernah tinggal di sebelah barat Gunungan Malang Pulau Madura dan pernah tinggal di Malang Jawa Timur serta pernah tinggal di Mojokerto Jawa Timur, Bahtera Nabi Nuh dibangun di Trawas Mojokerto yang terbuat dari Kayu Jati dari daerah Malang. Sumber banjir Nabi Nuh di Gunung Bromo. Setelah banjir Nabi Nuh, ada beberapa keturunan Nabi Nuh yang selamat. Keturunan Nabi Nuh yang berhasil pulang kembali ke tanah kelahiran Nabi Nuh yaitu Jafet, saya tau persis makamnya Mbah Jafet (Makam paling tua dan paling keramat di Tanah Jawa). Salam Ngalap Barokah Nabi Adam dan Nabi Nuh serta Nabi Muhammad SAW. Tertanda. Gus Ma (Akhmad Efendi bin Bunadi bin Salimen bin Yusuf) ing Malang Hadiningrat.