Hantu merupakan sosok dari masa lalu, yang bisa terlihat pada saat ini. Penampakan Hantu, terutama dalam bentuk manusia yang telah meninggal, terkadang membuat rasa takut. bagi mereka yang melihatnya.
Di Indonesia ada beberapa jenis Hantu yang populer, di antaranya Si Manis Jembatan Ancol, Sundel Bolong, Genderuwo serta Tuyul. Keberadaan mereka selalu diselubungi dengan aroma mistis, dan dibumbui oleh cerita-cerita yang menyeramkan.
Penampakan Hantu dalam Sains
Di dalam Islam, keberadaan Hantu erat kaitannya dengan keberadaan makhluk halus, yang disebut Jin. Jin memiliki kehidupan bermasyarakat seperti manusia, namun karena berbeda dimensi dengan kita, mereka tidak bisa terlihat.
Jin bisa merubah dirinya dalam berbagai bentuk. Salah satunya, bisa mengubah dirinya dalam bentuk orang-orang yang telah wafat.
Namun tidak semua penampakan Hantu merupakan ulah Jin. Di dalam bukunya ”Spookisma”, DR. M. Mannico mencoba menganalisa Fenomena Hantu ini :
Ruangan yang jarang sekali di kunjungi orang, terdapat suatu zat yang di namakan zat ”Eather perekam”. Zat ini mempunyai kemampuan merekam segala bentuk kejadian, baik berbentuk rupa, bau ataupun suara.
Elecktron-proton-neutron yang berkumpul di dalam atom mempunyai sifat merekam. Bahkan atom terdapat di dalam diri manusia , seperti dalam otak, hati, mata, kulit, syaraf-syaraf, telinga dan bagian tubuh yang lain nya.
Jika atom rekaman berkumpul di dalam satu ruangan, yang kebetulan di dalam ruangan tersebut terjadi satu kejadian atau peristiwa. Maka dalam satu waktu di masa mendatang, atom-atom akan memunculkan rekaman suara atau bentuk penampakan, sebagaimana yang dulu pernah terjadi peristiwa di tempat tersebut.
Penampakan tersebut akan timbul dari waktu tertentu dengan mengeluarkan suara atau menampakan dalam bentuk rupa yang tidak berubah. Hanya saja semakin lama akan makin menghilang (rusak) [Sumber : Hantu dalam Sudut Pandang Ilmiah]
Selain itu, penampakan sosok dari masa lalu, bisa berasal dari gelombang energi yang berasal dari Lauhul Mahfudz, yang merupakan perangkat pencatat semua kejadian yang ada di langit dan di bumi.
“Dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di langit dan di bumi, melainkan (tercatat) dalam Kitab yang jelas (Lauhul Mahfuz)” (QS: An-Naml (27) :75).
Skema Penampakan yang berasal dari masa lalu maupun masa mendatang, kira-kira seperti ini :
Di dalam Al Qu’an di kisahkan tentang Jin, yang membantu Nabi Sulaiman untuk mendirikan bangunan-bangunan yang tinggi.
يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاءُ مِنْ مَحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَاسِيَاتٍ اعْمَلُوا آلَ دَاوُدَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
“Para jin itu membuat untuk Sulaiman, apa yang dikehendakinya, dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung, dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam, dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud (Sulaiman), untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu, yang berterima kasih.” (QS. Saba’ (34) ayat 13)
Sudah sama dipahami, Jin sebagai makhluk metafisika (supranatural), tentu ada. Dan kita wajib mempercayai hal-hal yang bersifat ghaib.
Namun apa yang di-dirikan, makhluk Jin di masa Nabi Sulaiman, adalah benda real, bukan benda ghaib.
Artinya yang merancang dan membinanya juga, seharusnya secara Sunnatullah, adalah makhluk real juga, dalam hal ini manusia, atau makhluk Jin (metafisika) yang telah merubah wajud-nya menjadi manusia.
Mungkinkah Jin, bisa memiliki tubuh kasar ?
Mari kita perhatikan, Hadis Imam Bukhari berikut :
Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Bassyar telah bercerita kepada kami Muhammad binJa’far telah bercerita kepada kami Syu’bah dari Muhammad bin Ziyad dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Sesungguhnya ‘Ifrit dari bangsa jin baru saja menggangguku untuk memutuskan shalatku namun Allah menjadikan aku dapat menundukkannya lalu aku tangkap dan hendak mengikatnya pada tiang diantara tiang-tiang masjid hingga tiap orang dari kalian dapat melihatnya.
Namun aku teringat akan do’a saudaraku, Nabi Sulaiman ‘Alaihissalam; (“Ya Rabb, anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak akan dimiliki oleh seorangpun setelah aku”). (QS. Shad ayat 35). Maka kulepaskan kembali setan itu dalam keadaan hina [sumber hadis]
Pada hadis diatas, keadaan Jin yang ghaib (metafisika), berubah menjadi real. Di mana Rasulullah, bisa menangkapnya, bahkan bisa di-ikat dan bisa dilihat para sahabatnya (meskipun tidak jadi dilakukan).
Dengan demikian, tidak selamanya Jin itu berbadan halus. Para Jin juga bisa berbadan kasar. Dan ketika Jin berbadan kasar, maka keadaannya akan sama dengan manusia, yaitu akan dipengaruhi gaya gravitasi bumi.
Di saat kondisi Jin = kondisi manusia, maka Jin bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan manusia, seperti menyusun batu, mengangkat batu, sebagaimana ketika mereka membangun bangunan-bangunan di masa Nabi Sulaiman.
WaLlahu a’lamu bishshawab