Dalam kegiatan International AIDS Conference ke-9 yang diadakan Paris pada 23-26 Juli 2017, seorang anak penderita HIV yang berasal dari Afrika Selatan menjadi perbincangan.
Hal ini dikarenakan, anak tersebut bisa bertahan hidup serta mengendalikan virus dalam kondisi tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun tidak mengonsumsi anti retroviral (ARV).
sumber: medicinenet.com
Para ilmuwan yang mengikuti konferensi mengatakan, bahwa kasus pada anak itu merupakan pertama kali di Afrika dan ketiga di dunia, sebagaimana dilansir nationalgeographic.co.id.
Sang anak pada saat ini dibawah pengawasan Avy Violari, yang menjabat Kepala Unit Penelitian HIV Parilahir dari University of Witwatersrand di Afrika Selatan.
Anak ini lahir 9 tahun lalu dengan status HIV positif. Violari dan timnya segera memberikan perawatan anti-retroviral segera setelah lahir hingga 40 minggu.
Violari kemudian melakukan penelitian kembali pada akhir 2015, setelah 8,5 tahun menghentikan pemberian ARV. Hasilnya, virus tidak terdeteksi. Status virus yang tidak terdeteksi menunjukkan, tubuh sang anak dapat mengontrol pertumbuhan virus.
Menurut Violari kasus langka ini memberi harapan, bisa menemukan cara menghentikan perawatan pada penderita HIV. Dikarenakan pada 99 persen orang dengan HIV, jumlah virus akan meningkat kembali jika tidak mengonsumsi ARV.
Secara genetik, seseorang yang resisten terhadap HIV sebetulnya bisa mengontrol aktivitas virusnya. Namun dalam kasus ini, sang anak tidak termasuk dalam golongan orang yang punya “bakat” genetik melawan HIV sehingga kasusnya menjadi menarik.
Kanzunqalam's Blog 
Itulah uniknya manusia . ..