Legenda dan Sejarah Lomba Perahu Bidar di Kota Palembang

Pada setiap tahun, tepatnya tanggal 17 Agustus, di tepian Sungai Musi dipenuhi oleh ribuan orang untuk menyaksikan Lomba Perahu Bidar. Makna Bidar sendiri adalah kependekan dari Biduk Lancar.

Perlombaan yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ini, merupakan acara rutin tahunan yang banyak menyedot kedatangan para wisatawan baik lokal maupun manca negara.

sumber: detik.com

Tipe perahu yang digunakan adalah perahu bidar tradisional, dengan spesifikasi memiliki panjang 29 meter dan lebar 1,5 meter serta tinggi 80 cm. Perahu bidar jenis ini membutuhkan 55 orang pendayung.

Awal mula Lomba Perahu Bidar ini menurut legenda bermula dari perlombaan dua pemuda, yang bernama Kemala Negara dan Dewa Jaya. Keduanya bertanding dengan tujuan untuk memperebutkan seorang gadis bernama Dayang Merindu.

Dalam perlombaan bidar itu berakhir dengan kisah tragis, dimana kedua pemuda yang mengikuti pertandingan tewas akibat perahu yang mereka gunakan terbalik. Sementara Dayang Merindu dikisahkan bunuh diri, karena tidak sanggup menahan kesedihan.

Namun berdasarkan dokumentasi sejarah, Perlombaan Perahu Bidar mulai diselenggarakan pada sekitar tahun 1898, saat perayaan ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina.

Meskipun Lomba Perahu Bidar adalah tradisi bawaan dari kolonial Belanda, masyarakat Kota Palembang memandangnya sebagai warisan sejarah yang patut dilestarikan.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s