Pada 3 April 2018, Dr Widjo Kongko yang merupakan seorang peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sempat diperiksa Polda Banten. Hal tersebut dikarenakan hasil kajiannya yang menyebut ada potensi tsunami 57 meter di bagian barat Pulau Jawa. Salah satunya di Pandeglang.
Sebagaimana dilansir rakyatku.com (25/12/2018), Dr. Widjo Kongko sempat memaparkan potensi tsunami itu dalam sebuah seminar pada 3 April 2018 dengan judul paparan “Potensi Tsunami Jawa Barat”.
Sebagai seorang yang dikenal sebagai ahli tsunami, dalam kesempatan itu, dia menjelaskan potensi ketinggian tsunami yang dihasilkan dari sejumlah skenario pemodelan.
Namun sayang, informasi ini ternyata diabaikan dan akhirnya pada Sabtu malam 22 Desember 2018 tsunami benar-benar datang di Selat Sunda dan menewaskan ratusan orang.
Dalam catatan perjalanan hidupnya, Dr. Widjo Kongko merupakan kelahiran Banyumas Juli 1967 dan menjabat sebagai kepala Seksi Program dan Jasa Teknologi Balai Teknologi Infrastruktur dan Dinamika Pantai, BPPT. Dia mulai aktif bekerja di BPPT sejak tahun 1997.
Semasa berkarier, Widjo tercatat sudah menghasilkan 30 penelitian lebih. Karya-karya Widjo banyak dijadikan rujukan oleh banyak pihak. Di antara tiga karya Widjo yakni, A 1,000-year sediment record of tsunami recurrence in northern Sumatra; Extreme runup from the 17 July 2006 Java tsunami; dan Northwest Sumatra and offshore islands field survey after the December 2004 Indian Ocean tsunami.
Pria yang bergelar insinyur teknik sipil hidro dari Universitas Gadjah Mada tahun 1992 ini, kemudian melanjutkan pendidikan masternya di Iwate University, Jepang tahun 2002. Dua tahun berselang, dia berhasil merengkuh gelar Master Teknik (M.Eng.) pada bidang Teknik Sipil.
Pada tahun 2007 Widjo menempuh pendidikan doktoralnya di Leibniz Universitaet Hannover, Jerman. Kala itu, dia mengambil konsentrasi Coastal Engineering dan di tahun 2012, Widjo berhasil meraih gelar doktor.
Kanzunqalam's Blog 