Baru-baru ini di dunia maya, sempat dihebohkan dengan pemberitaan yang berasal dari salah seorang selebrity tanah air Teuku Wisnu, yang memutuskan untuk tidak meng-adzani anaknya yang baru lahir (sumber : kapanlagi.com)
Timbul berbagai silang pendapat, tentang hal ini. Ada yang mengatakan adzan bagi seorang bayi yang baru lahir itu Sunnah, ada lagi yang berpendapat hanya sekedar anjuran ulama, bahkan ada juga yang menganggapnya sebagai perbuatan yang sia-sia.
Menanggapi silang pendapat ini, kami coba menyajikan pendapat, Wawan Gunawan A. Wahid, Lc. M.Ag. (salah seorang anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah), tentang tata cara menyambut kelahiran bayi (sumber : Dialog Facebook).
Pendapat Ustadz Wawan ini, berdasarkan dalil yang terdapat di dalam Al Qur’an, yang mengisyaratkan bahwa tuntunan untuk menyambut bayi yang dilahirkan itu adalah dengan membacakan kalimat isti’adzah.
Sebagaimana terdapat di dalam Surah Ali Imran (3) ayat 36 berikut:
فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالأنْثَى وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Falammaa wadha’athaa qaalat rabbi innii wadha’tuhaa untsa wallahu a’lamu bimaa wadha’at walaisadz-dzakaru kal antsa wa-innii sammaituhaa maryama wa-innii u’iidzuhaa bika wadzurrii-yatahaa minasy-syaithaanirrajiim
“Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: ‘Ya Rabb-ku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui, apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya, aku telah menamai dia Maryam, dan aku mohon perlindungan untuknya, serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau, dari syaitan yang terkutuk’.”
Pada dasarnya bacaan azan – iqamat dan bacaan isti’adzah berisi kalimat-kalimat Allah yang ketika itu dibacakan kepada bayi menjadi awalan yang baik untuk mengetuk “kesadaran” komunikasinya.
Perbedaannya adalah jika tuntunan isti’adzah didukung oleh ayat al-Quran, sedangkan tuntunan adzan – iqamat masih bersifat problematik.
WaLlahu a’lamu bishshawab
Catatan Penambahan :
1. Tuntunan lain berdasarkan Hadits Rasulullah
1.1. Meminta perlindungan Allah Ta’ala kepada bayi
“عن ابن عباس قال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يعوذ الحسن والحسين يقول “أعيذكما بكلمات الله التامة من كل شيطان وهامة ومن كل عين لامة.
Daripada Ibnu Abbas katanya ‘Rasulullah sering meminta perlindungan untuk Hasan dan Husain dengan berkata “Aku melindungkan engkau berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna daripada semua syaitan dan serangga atau binatang berbisa serta daripada semua pandangan mata yang memudharatkan.”
([Hr al-Tirmizi Kitab al-Tibb, Bab Ma ja’a fi al-ruqya min al-‘ain, No 1986; dan Abu Daud, Kitab al-Sunnah, Bab fi al-Quran, No. 4112. Dihukum Sahih oleh al-Albani, antara lain dalam Sahih Sunan al-Tirmizi No 2060.])
1.2. Di Sunnahkan mendoakan keberkataan untuk bayi
.عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُؤْتَى بِالصِّبْيَانِ فَيُبَرِّكُ عَلَيْهِمْ وَيُحَنِّكُهُمْ
Daripada Aisyah bahawa Rasulullah s.a.w. sering dibawa kepadanya bayi-bayi lalu Baginda mendoakan keberkatan untuk mereka dan mentahnikkan mereka.
(Hr Muslim, Kitab al-Adab, Bab Istihbab tahnik al-maulud ‘inda wiladatih, No 4000.)
Sumber : shoutuliman.com
2. Pengertian Isti’adzah
Isti’adzah menurut bahasa adalah : Memohon perlidungan, pemeliharaan dan penjagaan. Sedangkan menurut istilah adalah : Lapazh yang dimaksudkan untuk memohon pemeliharaan dan perlindungan Allah dari kejahatan setan.
Lapazh Isti’adzah : اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ Lapazh ini sebenarnya berbentuk kalimat khabar (keterangan), tapi bermakna permohonan : اَللَّهُمَّ اَعِذْنِيْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
Sumber : muhammadhaidir.wordpress.com
3. Bacaan yang dianjurkan
Doa melihat anak yang baru lahir
اِنىِّ أَعِيْذُكَ بِكَلِمَاةِ اللهِ التّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ
Innï u’ïdzu (ka/ki) bi kalimäti-l-lähi-t-tämmati min kulli syaithänin wa hämmatin wa min kulli ‘ainin lämmatin.
Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu (anak ini) dengan
kalimat-kalimat Allah yang Sempurna, dari segala gangguan syaitan dan
gangguan binatang, serta gangguan sorotan mata yang dapat membawa akibat buruk bagi apa yang dilihatnya.
[ (“ka/ki”) disesuaikan : “ka” untuk laki-laki” dan “ki” untuk perempuan]