600 tahun sebelum Louis Braille menemukan huruf bagi tuna netra, Ali ibnu Ahmed ibnu Yusuf ibnu al Khizr Al Amidi, telah lebih dahulu merintisnya. Al Amidi terlahir tuna netra, akan tetapi berkat ketekunannya, beliau dikenal sebagai ahli hukum dan pakar bahasa asing. Untuk membantu dalam mempelajari ilmu, beliau memiliki sistem penulisan tersendiri.
Di masa Rasulullah masih hidup, salah seorang sahabatnya Abdullah ibnu Ummu Maktum adalah seorang yang terlahir tuna netra. Beliau termasuk sahabat yang tergolong paling awal menerima kebenaran Islam. Beliau dikenal memiliki daya ingat yang luar biasa, sehingga tercatat sebagai penghafal al Qur’an.
Abdullah ibnu Ummu Maktum, sering mendapat kepercayaan Rasulullah sebagai wakilnya saat beliau tidak ada. Tidak kurang 17 kali beliau mewakili Rasulullah, salah satunya saat Rasulullah pergi untuk membebaskan kota Makkah.
Selain Abdullah Ibnu Ummu Maktum, di dalam Sejarah Islam, kita mengenal nama At Tirmidzi, salah seorang perawi hadits yang terkenal, yang terlahir sebagai tuna netra. Beliau dilahirkan di Uzbekistan tahun 209 H. Murid Imam Bukhari ini, telah berhasil menghimpun 4.000 hadits dan menulis kitab Al Jami, yang merupakan salah satu kitab terkemuka dalam ilmu hadits.
Di dalam Islam semua manusia memiliki derajat yang sama, dan yang paling mulia adalah mereka yang paling bertaqwa kepadaNya (QS.49:13).