Siapa yang tidak kenal dengan es krim?
Sepertinya semua golongan semua usia pasti kenal dengan jenis minuman yang enak dan lezat ini. Apalagi sekarang ini, sudah banyak sekali modifikasi es krim dengan berbagai rasa dan bentuk yang cantik memikat hati.
Es krim ini salah satu dari sekian banyak makanan warisan kuliner Islam. Jenis minuman yang di Italia disebut cassata dan di Arab disebut qashada ini, dianjurkan untuk tidak dikonsumsi secara berlebihan oleh dokter muslim, seperti Ibnu Sina dan Al Razi.
Minuman kopi, awalnya ditemukan masyarakat muslim di Yaman pada abad 10 M. Di masa itu, kopi dikenal dengan nama al qahwa. Ada lagi minuman mirip sirup, yang telah jadi minuman komunitas Islam di Turki dan Mesir. Awalnya minuman itu dikenal dengan nama sherbet.
Seorang penjelajah abad 11 M, Al Bakri, dalam catatan perjalanannya menceritakan kalau wanita-wanita muslim, sudah bisa membuat pasta untuk jamuan makan. Pasta itu dibuat dari tepung terigu.
Selain mewarisi beragam makanan, kaum muslimin juga mewarisi berbagai pengetahuan tentang makanan. Pengetahuan itu dikembangkan dalam upaya mematuhi perintah Allah SWT.
Perintah itu ada di dalam Al Qur’an surat Al Maidah ayat 88, “Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.”
Kesadaran itu memunculkan adanya ahli-ahli tentang makanan yang dituliskan di dalam buku-buku. Mereka itu di antaranya, Mohammed al Baghdadi. Pada sekitar abad 13 M di Irak, ia menulis buku At Tabikh. Ada pula Dawad al Antaki di Suriah dengan kitabnya Tadhkira. Tokoh lainnya adalah Abu Marwan ibnu Zuhr (1092—1161 M) dengan bukunya yang membahas masalah nutrisi.
Kalau mau meneliti lebih jauh tentang warisan kuliner dan yang berkaitan dengan segala jenis makanan, sejak zaman Rasulullah SAW apa yang menjadi kesenangan Rasulullah SAW itu semuanya sesuai dengan anjuran kesehatan. Meskipun di masa itu belum ada penelitian dan ilmu kesehatan secanggih sekarang.
Misalnya saja, Rasulullah SAW sangat menyukai madu dan kurma. Ternyata di dalam dua jenis makanan itu terdapat kandungan gizi yang luar biasa. Tata cara makan dan minum Rasulullah SAW pun ternyata sangat baik bagi kesehatan; misalnya kenapa kalau minum harus pelan-pelan, kenapa kalau makan harus berhenti sebelum terlalu kenyang, dll.
Di masa Rasulullah SAW juga dikenal adanya pengobatan dan menikmati kuliner dengan buah zaitun. Tidak hanya buahnya yang bermanfaat, tapi zaitun punya banyak khasiat, dan itu baru diketahui setelah dilakukan penelitian yang modern.
Masih banyak lagi hal-hal yang berkaitan dengan kuliner di dalam dunia Islam. Semua itu kalau dikaji secara metodis dan ilmiah akan menghasilkan review yang luar biasa.
Sekarang tinggal kita, maukah menggali kekayaan dan warisan kuliner Islam itu untuk kemajuan? Atau hanya berpangku tangan dan membiarkan pihak lain menggali dan mengembangkannya, sementara kita tinggal menjadi konsumen yang harus membayar mahal untuk itu?!