Kungfu merupakan salah satu seni bela diri paling kuno sekaligus paling terkenal di dunia. Ilmu bela diri ini memiliki akar sejarah lebih dari 4000 tahun yang silam.
Bentuk paling awal dari seni bela diri ini dipraktikkan oleh para prajurit di masa Kaisar Kuning. Sebelum menduduki tahta kekaisaran pada 2698 SM, Kaisar Kuning telah dikenal sebagai ahli bela diri. Ia mengembangkan bentuk gulat yang disebut Jiao Di.
Selama masa pemerintahan Dinasti Zhou (1122-256 SM), Jiao Di dikembangkan menjadi sistem gulat yang dikenal sebagai Jiao Li. Jiao Li adalah sistem seni bela diri yang tercatat di buku besar Cina kuno, The Classic Ritus.
Kungfu dan Para Biksu Shaolin
Kedatangan seorang biarawan Budha dari India, Bodhidarma, di Kuil Shaolin yang terbentuk pada abad ke 6 M, disebut-sebut sebagai bagian penting dari sejarah kungfu. Bodhidarma dianggap sebagai pembawa aliran baru dalam seni bela diri.
Pada waktu yang bersamaan, di biara Tao, seperti yang ada di pegunungan Wudang, juga diajarkan seni bela diri tetapi dengan gaya yang berbeda dari kungfu.
Kungfu Muslim
Di masa Dinasti Ming (1368-1644 M), tokoh legendaris muslim Laksamana Cheng Ho dikisahkan telah mengombinasikan antara seni bela diri dan kemampuannya dalam memimpin angkatan laut.
Sementara penduduk minoritas muslim Hui Cina diketahui telah berlatih kungfu selama ratusan tahun. Penindasan dari pihak penguasa, khususnya di masa Dinasti Qing (1644-1912 M), telah membuat para ahli bela diri Hui mengadaptasi kungfu melalui metode yang mereka terapkan sendiri.
Sama seperti di biara Shaolin dan Wudang, para imam muslim sering berlatih kungfu dan mengajarkanya kepada murid-murid mereka yang memenuhi syarat di pelataran masjid. Selain mengembangkan teknik bela diri secara fisik, mereka juga mengembangkan chi, energi dalam, untuk pengendalian diri.
Muslim Cina telah mampu mengembangkan kungfu yang diselaraskan dengan nilai-nilai Islam. Karenanya, filosofi dan praktik kungfu muslim didasari doktrin dan identitas keislaman.
Wong Feihung : Master Kungfu Legendaris
Wong Fei Hung (Hwang Feihong) dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong), dari keluarga muslim yang taat. Nama “ Fei” merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab “Fais”. Sementara nama “Hung” juga menyebut nama Arab “ Hussein”.
Jadi, apabila dibahasa Arabkan, namanya ialah “Faisal Hussein Wong”. Wong Fei Hung tercatat meninggal pada 25 Maret 1924 dalam usia 76 tahun.
Ayahnya, Wong Kay-Ying, dikenal sebagai ulama serta tabib tradisional yang memiliki sebuah klinik pengobatan bernama Po Chi Lam di Kanton (ibukota Guandong). Ketinggian ilmu bela diri Wong Kay Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung.
Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Kanton, mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad’afin (lemah dan tertindas). Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas, Wong Fei Hung akan melawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya.
Referensi:
Ensiklopedia Peradaban Islam Cina Muslim. Muhammad Syafii Antonio, M.Sc. Cetakan 1. Tazkia Pubhlising. 2012, KUNGFU : BAGIAN DARI WARISAN BUDAYA CINA ISLAM