Tag Archives: keturunan

Islam bukan hanya mengakui Patrilineal (alur keturunan laki-laki) ?

Di masa Khalifah Harun al-Rasyid, hidup tokoh ulama dari kalangan ahlul bayt, yang bernama Sayyidina Musa al Kazhim bin Ja’far al Sadiq bin Muhammad al Baqir bin Ali Zainal Abidin al Sajjad bin Hussein radiAllahu anhu bin Ali karramallahu wajhah.

Sang Khalifah sedikit terganggu, dengan kebiasaan umat muslim pada saat itu, yang memanggil Sayyidina Musa dengan panggilan “ibnu Rasul” (putera Rasulullah).

Padahal berdasarkan ilmu nasab, Musa al Kazhim lebih tepat dinisbatkan kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib (suami dari Sayyidatuna Fatimah az-Zahra’ binti Muhammad Rasulullah).

keluarga

Khalifah Harun-pun memanggil Sayyid Musa untuk menghadap, dan ketika hal tersebut ditanyakannya, Sayyid Musa menjawab :

“Aku berlindung kepada Allah dari (godaan) setan yang terkutuk. Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. “… dan kepada sebagian dari keturunannya (Ibrahim) yaitu Dawud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shalih.” (QS al-An’am [6]: 84-85).

Lalu, siapa ayah Nabi Isa?

Ditanya balik seperti itu, segera Khalifah Harun menjawab “Nabi Isa tidak memiliki ayah”

Kemudian Musa al Kazhim berkata :

“Tetapi, mengapa Allah Azza wa Jalla menisbatkannya kepada keturunan para nabi melalui ibunya, Maryam ? Maka demikian pula kami (Ahlul-Bayt) dinisbatkan kepada keturunan Nabi melalui ibu kami, Fathimah binti Muhammad Rasulullah”

(sumber : ahlulbaitrasulullah.blogspot.com)

Dari keterangan Sayyid Musa al Kazhim jelaslah bahwa berdasarkan dalil Kitabullah Al Qur’an, Islam tidak hanya mengenal alur keturunan dari pihak ayah (pria), melainkan juga mengakui alur keturunan dari pihak ibu (wanita).

WaLlahu a’lamu bishshawab

Iklan